2 Helikopter-3 Kompi TNI Dikerahkan Evakuasi Korban Semeru
Masih ada warga terdampak erupsi Semeru yang terjebak dan belum bisa dievakuasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, pihaknya menyiapkan dua unit helikopter untuk kebutuhan evakuasi korban letusan Gunung Semeru. Lalu, ada tiga satuan setingkat kompi TNI yang dikerahkan untuk membantu penanganan.
"Saya tadi sudah koordinasi dengan Kasdam Brawijaya, sudah juga membuat surat kepada Panglima TNI, sudah koordinasi, kami pastikan tiga satuan setingkat kompi bisa membantu Pak Bupati di lapangan malam ini untuk melakukan penanganan awal," kata Kepala BNPB dalam konferensi pers secara daring yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq yang turut bergabung dalam konferensi pers tersebut meminta bantuan pasukan kepada Kepala BNPB untuk penanganan awal maupun membantu evakuasi warga yang masih terjebak. Selain itu, Suharyanto juga memastikan telah menyiapkan dua unit helikopter yang bisa digunakan sewaktu-waktu apabila evakuasi korban tidak bisa dilakukan melalui jalur darat.
"Artinya, keselamatan rakyat yang diutamakan," tutur Suharyanto.
Andaikan cuaca memungkinkan, menurut Suharyanto, BNPB akan menyiapkan dua unit helikopter sebagai alat evakuasi warga. Helikopter akan diterbangkan kalau evakuasi lewat darat tidak bisa diakses.
"Delapan orang yang terjebak akan kami upayakan untuk bisa dievakuasi," kata Suharyanto.
Wakil Bupati Lumajang Indah Masdar yang turut hadir dalam telekonferensi tersebut mengatakan di Desa Sumberwuluh yang terdapat area tambang terdapat dua orang yang hilang sampai sekarang belum bisa ditemukan. Selain itu, ada sekitar delapan orang yang terjebak di area tambang.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Dusun Poncokusumo melaporkan kronologi kejadian guguran awan panas Gunung Semeru tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 mm. Pada pukul 15.10 WIB Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Desa Besuk Kobokan beraroma belerang.
"Berdasarkan catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi, guguran lava pijar teramati 500 sampai 800 meter dengan pusat guguran kurang lebih 500 meter di bawah kawah," kata Suharyanto.