Bank Dunia Bantu Salurkan 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Bank Dunia sudah mengontrak hampir 300 juta dosis vaksin Covid-19.

www.pixabay.com
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Bank Dunia mengatakan, pendanaannya telah membantu memberikan 100 juta dosis vaksin Covid-19 di seluruh dunia.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia mengatakan, pendanaannya telah membantu memberikan 100 juta dosis vaksin Covid-19 di seluruh dunia. Jumlahnya diperkirakan bakal mencapai 150 juta dosis jika proses penyaluran sesuai rencana.

Baca Juga


Saat berbicara di konferensi yang diselenggarakan the US Agency for International Development, Presiden Bank Dunia David Malpass mengungkapkan, lembaganya sudah mengontrak hampir 300 juta dosis vaksin Covid-19. Sekitar 7,5 miliar dolar AS dalam operasi pembiayaan vaksin untuk 69 negara yang akan dilakukan pada akhir bulan ini.

Dia menggarisbawahi perlunya negara-negara kaya memenuhi janji donasi dosis vaksin sesegera mungkin. Selain itu, perlu diluncurkan database baru untuk melacak negara mana yang membutuhkan dukungan finansial dan operasional. “Kesiapan dan penyebaran (vaksin) sangat penting. Pendanaan yang cukup tersedia dan kami bekerja dengan mitra untuk mengatasi krisis saat ini serta mempersiapkan yang akan datang,” ujar Malpass, Senin (6/12).

Malpass mengatakan, World Bank Vaccine Deployment Tracker yang baru akan membantu mengatasi hambatan khusus untuk meningkatkan penyebaran vaksin. Ini didasarkan pada kerja sama antara Bank Dunia dan Covax Country Readiness and Delivery Team, yang mencakup Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan Gavi.

Saat ini dunia tengah menghadapi penyebaran Covid-19 varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika bagian selatan. WHO telah menetapkannya sebagai “variant of interest”. Artinya Omicron lebih berbahaya dibandingkan Covid-19 versi awal. Hal itu bisa karena lebih menular atau resistan terhadap vaksin.

Puluhan negara di dunia sudah menerapkan larangan perjalanan terhadap sejumlah negara Afrika bagian selatan. WHO telah mengimbau agar negara-negara tersebut mengkaji ulang kebijakan itu. WHO menyarankan agar keputusan terkait dengan penanganan pandemi didasarkan pada sains dan peraturan kesehatan internasional.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler