Prancis Hadapi Gelombang Kelima Covid-19

Varian Omicron diyakini akan mendominasi kasus di Prancis pada awal Januari.

AP/Thibault Camus
Seorang wanita mengenakan masker saat dia berjalan di jalan Paris, Selasa, 27 Oktober 2020. Pemerintah Prancis mengadakan pertemuan darurat pengendalian virus pada Selasa dan memperingatkan kemungkinan penguncian baru, karena rumah sakit penuh dengan pasien COVID baru dan dokter memohon. cadangan.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis menghadapi gelombang kelima pandemi Covid-19, di tengah menyebarnya varian omicron. Pihak berwenang Prancis  mendesak orang untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 karena kasus infeksi kembali melonjak.

Baca Juga


"Gelombang kelima telah terjadi di sini, dan datang dengan cepat," ujar Perdana Menteri Jean Castex, dilansir Aljazirah, Sabtu (18/12).
 
Castex menyamakan penyebaran varian omicron di Eropa sangat cepat seperti petir.  Castex mengatakan, varian omicron menyebar cepat dan sangat mudah menular. Varian ini diperkirakan akan mendominasi kasus infeksi Covid-19 di Prancis pada awal Januari.
 
Pemerintah Prancis melarang konser publik dan pertunjukan kembang api pada perayaan Tahun Baru. Pemerintah juga meminta orang-orang untuk menghindari pertemuan besar, dan membatasi jumlah anggota keluarga yang berkumpul saat Natal. “Semakin sedikit Anda (berkumpul), maka semakin rendah risikonya,” kata Castex.
 
Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran mengatakan, sekitar 10 persen kasus baru Covid-19 di Prancis terkait dengan varian omicron. Pihak berwenang Prancis telah mempercepat vaksinasi, termasuk mendorong pemberian suntikan ketiga atau booster sebelum Natal.
 
Pejabat kesehatan mempersempit jeda antara suntikan kedua dan ketiga menjadi empat bulan. Sebelumnya jeda suntikan kedua dan ketiga mencapai lima bulan.
 
Prancis mencatat jumlah rata-rata kasua Covid-19 harian mencapai 50.704  selama seminggu terakhir. Pada Kamis (16/12), Prancis mencatat kasus harian mencapai 60.866. Sejauh ini, lebih dari 48 juta dari 67 juta penduduk Prancis telah menerima vaksinasi lengkap. Puluhan ribu warga telah mendaftar untuk mendapatkan suntikan ketiga atau booster.
 
Castex mengatakan, pemerintah akan mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengatasi kalangan non-vaksinasi mulai tahun depan. Pemerintah akan mengajukan rancangan undang-undang pada awal tahun depan untuk mengubah kartu kesehatan Prancis menjadi izin vaksinasi. Dengan demikian, orang yang tidak divaksinasi tidak dapat mengakses restoran maupun transportasi umum.
 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler