Polisi Usut Dugaan Pemerkosaan Perawat Oleh Driver Gocar

Gojek memutus driver Gocar yang diduga memerkosa perawat.

www.freepik.com
Polisi Usut Dugaan Pemerkosaan Perawat oleh Driver Gocar. Foto: Kekerasan terhadap anak (ilustrasi).
Rep: Ali Mansur Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Polisi mengusut tuntas kasus dugaan pemerkosaan seorang perawat dari penyedia jasa layanan kesehatan Ammarai Healthcare Assistance oleh driver GoCar. Kasus ini sempat viral di media sosial (medsos), GoJek sendiri telah menonaktifkan driver tersebut.

Baca Juga


"Saya sudah bagi-bagi tugas, yang dapat data korban langsung ke sana kita kroscek apa sudah ada LP, yang jelas polisi merespon dan akan mengusut kasus tersebut dalam hal ini masih penyelidikan," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Ridwan kepada awak media, Ahad (19/12).

Menurut Ridwan, meski korban belum membuat laporan terkait apa yang dialaminya, pihaknya akan tetap mengusut tuntas kasus tersebut. Diantaranya dengan cara menjemput bola, mencari korban dugaan pemerkosaan tersebut. Sebab, kata dia, harus dikonfirmasi korban mengenai kebenaran insiden tersebut.

"Makanya kita mau konfirmasi kalau dia tidak buat LP dan itu kejadian nyata sesuai dengan kondisi yang dialami ya dia harus bikin LP. Tapi kalau penanganan pemerkosaan pada saat setelah itu dia kan harus bikin visum ya," terang Ridwan.

Sebelumnya, perusahan Gojek telah menonaktifkan driver tersebut dan meminta pihak kepolisian mengusut kasus asusila itu. Pihak Gojek juga mengutuk dugaan terjadinya kekerasan seksual terhadap salah seorang pelanggannya oleh oknum mitra driver yang terjadi pada 16 Desember 2021 laku.

Menurut SVP Corporate Affairs Gojek, Rubi Purnomo mengatakan kasus dugaan tindakan keji driver mitra Gocar itu dapat mencemarkan nama baik para mitra driver yang telah bekerja keras untuk keluarga mereka dan melayani pelanggan. Sejak dilaporkan, kata Rubi, akun oknum tersebut telah dinonaktifkan.

"Saat ini kami sedang berkoordinasi intensif dengan pihak berwajib serta perwakilan korban untuk segera mengusut kasus ini," ungkap Rubi.

Selain itu, menurut Rubi, pihaknya juga telah menghubungi pihak korban. Kemudian menawarkan pendampingan dan bantuan mulai dari perawatan hingga pemulihan secara fisik maupun psikis. Karena itu, pihaknya mengimbau para konsumen untuk memanfaatkan tombol darurat yang terdapat di aplikasi Gojek ataupun menghubungi call center Gojek jika menemukan pelanggaran yang mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap layanan kami. 

"Di saat bersamaan, Gojek terus mendidik dan melatih para mitra driver untuk menciptakan budaya aman di ruang publik, salah satunya dengan memberikan modul pelatihan 'kenali dan hindari pelecehan seksual' di aplikasi driver. Kami terus mengajak mitra kami untuk turut serta menciptakan budaya aman di ruang publik," terang Rubi. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler