Kasus Omicron di Inggris Tembus 40 Ribu

Sebanyak 44 orang tercatat kehilangan nyawa karena Omicron dalam 28 hari.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Rep: Fergi Nadira Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kasus varian Covid-19, Omicron di seluruh Inggris telah melampaui 45 ribu, pada Senin (20/12) waktu setempat. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mencatat jumlah total kasus Omicron sejak terdeteksi pada November di Inggris kini adalah 45.145.

Sementara 91.743 kasus baru Covid-19 tercatat dalam 24 jam terkahir. Ini adalah angka harian tertinggi kedua sejak awal pandemi.   "Dari angka baru kasus Covid-19, sebanyak 8.044 dites positif Omikron," kata UKHSA dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (21/12).

Sebanyak 44 orang tercatat kehilangan nyawa karena Omicron dalam 28 hari setelah tes positif. Angka pada Senin untuk Omicron lebih rendah daripada Ahad (19/12) ketika 12.133 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan. Namun demikian statistik biasanya lebih rendah pada hari pertama karena kurangnya pelaporan pada akhir pekan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintah masih meninjau situasi dan memperingatkan bahwa dia akan menyimpan kemungkinan untuk mengambil tindakan lebih lanjut sebelum Natal.

"Kami harus menyiapkan kemungkinan untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi masyarakat dan untuk melindungi kesehatan masyarakat, untuk melindungi NHS  Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan itu," katanya usai rapat kabinet yang berlangsung selama dua jam.

"Kita harus menyimpan data mulai sekarang di bawah tinjauan konstan, jam demi jam," ujarnya menambahkan.

Sementara itu jutaan orang dan bisnis mencoba memutuskan apa yang harus dilakukan selama musim perayaan Natal dan tahun baru. Sebab pemerintah sejauh ini gagal memberikan pesan yang jelas tentang kemungkinan pembatasan.

"Jadi tidak ada perubahan untuk saat ini. Perhotelan perlu diperhatikan jika ada perubahan yang terlihat pekan depan menjelang Tahun Baru dan yang terpenting kami masih membutuhkan dukungan," ujar Kate Nicholls, kepala UKHospitality, asosiasi perdagangan perhotelan terkemuka di Inggris yang mewakili kepentingan sektor perhotelan Inggris melalui Twitter.

"Bisnis berada dalam limbo setelah kehilangan 40 -60 persen dari perdagangan Desember dan dengan tagihan sewa dan tarif yang besar serta gaji staf yang harus dibayar pada akhir bulan," lanjut dia.

Prancis dan Jerman telah melarang semua kedatangan dari Inggris yang tidak penting karena kasus Omikron yang meningkat pesat selama akhir pekan. Ini membuat ribuan orang tidak punya pilihan selain tinggal di Inggris selama musim perayaan Natal.

Dikhawatirkan lebih banyak negara anggota UE akan memberlakukan pembatasan baru pada orang yang datang dari Inggris. Sementara itu, puluhan kereta di terminal London telah dibatalkan di tengah kekhawatiran meningkatnya kasus Omicron serta kekurangan staf karena virus Corona. Karena kekurangan yang sama, ratusan kereta api telah dibatalkan di Skotlandia selama akhir pekan ini menjelang Natal.

Di London, puluhan pertunjukan teater terpaksa ditutup karena meningkatnya angka Covid sejak akhir pekan lalu. Di antara produksi London West End yang sekarang dibatalkan adalah musikal Hairspray, Joseph and the Amazing Technicolor Dreamcoat dan The Prince of Egypt. The Globe's Romeo and Juliet juga dibatalkan.

"Tidak seperti akhir musim semi dan awal musim panas, pertunjukan tidak lagi berjarak secara sosial, dan sulit untuk melihat bagaimana mereka dapat beralih ke pengaturan jarak sosial dalam waktu singkat," kata sebuah artikel oleh timeout.co.uk.

Baca Juga


"Untuk industri yang sudah hancur secara finansial dalam dua tahun terakhir, ini akan menjadi waktu yang sangat sulit."



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler