Masih Ada Siswa Anggap Vaksinasi Bertentangan dengan Agama

Survei nasional itu dilakukan dengan menganalisa jawaban 2.358 siswa.

ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.
Masih Ada Siswa Anggap Vaksinasi Bertentangan dengan Agama. Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada santri di kompleks Pesantren Matholiúl Anwar, Lamongan, Jawa Timur, Jumat (8/10/2021). Otoritas Jasa Keuangan bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan rangkaian kegiatan sosial dan vaksinasi yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan di tengah kondisi pandemi dan juga dalam rangka peringatan 44 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei nasional oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (PPIM UIN) memperlihatkan masih terdapat proporsi siswa yang menganggap vaksinasi bertentangan dengan ajaran agama.

Baca Juga


"Yang perlu kita jadikan perhatian juga adalah ternyata siswa itu beranggapan vaksinasi bertentangan dengan agama, 12,88 persen secara nasional," ujar peneliti PPIM UIN Jakarta Narila Mutia Nasir dalam paparan Hasil Survei Nasional 2022 yang diikuti dari Jakarta, Rabu (5/1/2022).

Survei nasional itu dilakukan dengan menganalisa jawaban 2.358 siswa yang lolos uji perhatian (attention check) yang berasal dari SMA dan sederajat yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudiristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) di 34 provinsi. Ketika dilakukan survei dalam periode 1 September-7 Oktober 2021, saat itu terdapat 52,58 persen responden siswa di tingkat menengah atas yang belum melakukan vaksinasi Covid-19.

Survei juga menemukan 12,88 persen di antara responden berpendapat vaksinasi bertentangan dengan agama. Sebanyak 14,8 persen responden siswa yang berada di sekolah naungan Kemendikbudristek meyakini hal tersebut dan 21,95 persen untuk responden dari sekolah di bawah Kemenag.

"Ini perlu kita jadikan satu pendekatan untuk kita melakukan promosi jika kita ingin meningkatkan upaya vaksinasi," kata Narila.

Faktor itu menjadi penting karena dari survei itu ditemukan tingkat kepercayaan dengan tokoh agama masih tinggi di antara siswa dengan 73,19 persen untuk tokoh agama nasional dan 73,99 persen untuk tokoh agama lokal. Sementara tingkat kepercayaan tertinggi oleh siswa adalah keluarga dan orang terdekat sebesar 80,55 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler