Masih Ada Siswa Anggap Vaksinasi Bertentangan dengan Agama
Survei nasional itu dilakukan dengan menganalisa jawaban 2.358 siswa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei nasional oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (PPIM UIN) memperlihatkan masih terdapat proporsi siswa yang menganggap vaksinasi bertentangan dengan ajaran agama.
"Yang perlu kita jadikan perhatian juga adalah ternyata siswa itu beranggapan vaksinasi bertentangan dengan agama, 12,88 persen secara nasional," ujar peneliti PPIM UIN Jakarta Narila Mutia Nasir dalam paparan Hasil Survei Nasional 2022 yang diikuti dari Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Survei nasional itu dilakukan dengan menganalisa jawaban 2.358 siswa yang lolos uji perhatian (attention check) yang berasal dari SMA dan sederajat yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudiristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) di 34 provinsi. Ketika dilakukan survei dalam periode 1 September-7 Oktober 2021, saat itu terdapat 52,58 persen responden siswa di tingkat menengah atas yang belum melakukan vaksinasi Covid-19.
Survei juga menemukan 12,88 persen di antara responden berpendapat vaksinasi bertentangan dengan agama. Sebanyak 14,8 persen responden siswa yang berada di sekolah naungan Kemendikbudristek meyakini hal tersebut dan 21,95 persen untuk responden dari sekolah di bawah Kemenag.
"Ini perlu kita jadikan satu pendekatan untuk kita melakukan promosi jika kita ingin meningkatkan upaya vaksinasi," kata Narila.
Faktor itu menjadi penting karena dari survei itu ditemukan tingkat kepercayaan dengan tokoh agama masih tinggi di antara siswa dengan 73,19 persen untuk tokoh agama nasional dan 73,99 persen untuk tokoh agama lokal. Sementara tingkat kepercayaan tertinggi oleh siswa adalah keluarga dan orang terdekat sebesar 80,55 persen.