Ada Omicron di Balik Kasus Covid-19 Meningkat-Penderita Cenderung tidak Bergejala?

Tren peningkatan kasus Covid-19 saat ini cenderung tak bergejala-gejala ringan.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia tidak diikuti dengan kebutuhan perawatan dan peningkatan angka kematian.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, tren peningkatan kasus yang terjadi saat ini cenderung tak bergejala atau bergejala ringan. Hal ini ditunjukan dari dua indikator yang justru menunjukan tren penurunan, yakni angka kematian harian dan angka keterisian tempat tidur (BOR) untuk unit perawatan intensif (ICU).

Sementara pada empat indikator lainnya, yakni kasus aktif, kasus positif, positivity rate, serta BOR isolasi, menunjukan terjadinya tren peningkatan. Wiku mengatakan, tren kenaikan dan penurunan pada indikator tersebut menunjukan adanya tingkat penularan dan jumlah orang positif Covid-19 yang tidak diikuti dengan kebutuhan perawatan dan peningkatan angka kematian.

"Hal ini menunjukan kasus yang saat ini terjadi cenderung tidak bergejala atau bergejala ringan," jelas Wiku saat konferensi pers, Kamis (6/1/2022).

Menurut Wiku, hal ini dapat terjadi karena karakteristik varian omicron yang menginfeksi masyarakat saat ini cenderung bergejala ringan dan tanpa gejala. Di samping itu, ada kekebalan yang terbentuk di masyarakat, baik karena tertular maupun vaksinasi Covid-19.

"Namun, fenomena ini tentu perlu untuk dipelajari lebih lanjut dengan metode penelitian yang baik dan benar sebelum dapat disimpulkan sebabnya," ujar Wiku.

Baca Juga


Wiku pun menjelaskan dua indikator yang saat ini justru menunjukan tren penurunan. Pada angka kematian harian menunjukan tren penurunan dalam 14 hari terakhir meskipun cenderung fluktuatif.

Lalu, angka keterisian tempat tidur atau BOR ICU terlihat terjadinya tren penurunan dalam 10 hari terakhir di saat BOR isolasi justru mengalami peningkatan. Dalam 10 hari lalu, keterisian BOR ICU mencapai sebesar 3,95 persen dalam satu hari. Namun, angka ini mulai mengalami penurunan dan saat ini menjadi 3,23 persen dalam sehari.

Terus bertambah

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan kasus harian Covid-19 di Indonesia bertambah 533 orang pada Kamis. Penambahan terbanyak berasal dari DKI Jakarta.

Menurut data Satgas Penanganan Covid-19, ada 267 kasus baru positif Covid-19 di DKI Jakarta. Kasus lainnya berasal dari Kepulauan Riau (123), Jawa Timur (25), Jawa Barat (24), dan Banten (21).

Beda gejala infeksi varian omicron dan delta. - (Republika)

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada Rabu (5/1/2022), WHO menyerukan agar masyarakat dunia tidak menganggap enteng omicron. Sebelumnya, sejumlah laporan yang beredar menyebut bahwa varian ini dikaitkan hanya dengan infeksi ringan dan menyebabkan sejumlah gejala yang mirip dengan common cold (pilek biasa, selesma).

Dilansir Times of India, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan, empat gejala umum dari omicron adalah batuk, kelelahan, hidung tersumbat, dan pilek. Sebuah studi baru-baru ini yang dianalisis dari aplikasi Zoe Covid yang berbasis di Inggris juga menyebut bahwa mual dan kehilangan nafsu makan menjadi bagian dari gejala Covid-19 akibat varian ini.

"(Infeksi) omicron bukan common cold. Walaupun beberapa laporan menunjukkan penurunan risiko rawat inap omicron dibandingkan delta, masih terlalu banyak orang yang terinfeksi, dirawat rumah sakit, dan meninggal karena omicron (dan delta)," ujar ahli epidemiologi WHO Dr Maria Van Kerkhove dalam pernyataan melalui jejaring sosial Twitter.

Dalam keterangannya terdahulu, Dr Mike Ryan selaku direktur program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan, varian omicron berlipat ganda setiap dua hari atau kurang di Inggris. Selama sepekan, menurut Ryan, jumlah kasus yang sebenarnya dapat meningkat delapan atau 10 kali lipat. Itulah yang dikhawatirkannya.

"Jika Anda memiliki 100 ribu kasus hari ini, akan ada 200 ribu kasus dalam waktu dua hari, lalu kemudian menjadi 400 ribu dua hari berikutnya, dan bertambah jadi 800 ribu dua hari setelahnya," kata Ryan.

Per Selasa (4/1/2022), total kasus omicron di Indonesia telah mencapai 254. Temuan pertama infeksi omicron diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021.

"Dari jumlah tersebut, 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus merupakan transmisi lokal," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler