Ada-Ada Saja, Viral Dukun di Malaysia Sesumbar Bisa Cegah Banjir   

Pemerintah Malaysia interogasi dukun yang klaim cegah banjir

ap/Chan Yoke Poh/Lion Club International 308B
Pemerintah Malaysia interogasi dukun yang klaim cegah banjir. Ilustrasi banjir malaysia.
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, PERAK – Banjir yang melanda sejumlah wilayah Malaysia, membuat segelintir oknum mengambil kesempatan di tengah impitan. Ini terbukti dengan munculnya sosok yang mengklaim dirinya dukun mampu mencegah banjir. 

Baca Juga


Adalah Ibrahim Mat Zin yang juga dikenal sebagai "Raja Bomoh" alias dukun. Aksinya viral di media sosial lantaran melakukan ritual yang diduga untuk menangkal banjir di Dataran Pengairan dan Saliran Teluk Intan. 

Tak elak, kelakuannya tersebut mengundang perhatian serius dari pemerintah setempat. Departemen Agama Islam Perak (JAIPk) akan memanggil Ibrahim Mat Zin.  

Direktur JAIPk, Datuk Mohd Yusop Husin mengatakan, selain pria itu, pihaknya juga akan memanggil orang lain yang terlibat dalam insiden itu untuk membantu penyelidikan berdasarkan Bagian 14 Undang-Undang Pidana Syariah Perak 1992 karena mencemarkan nama baik dan menghina Islam. 

"Masyarakat diimbau untuk tidak terpengaruh oleh hal-hal seperti itu dan menjauhi praktik-praktik yang mengarah pada takhayul," ujarnya sebagaimana dilansir Bernama, Kamis (6/1). 

Video viral berdurasi 25 menit itu memperlihatkan Ibrahim dan seorang wanita melakukan ritual menggunakan bahan-bahan antara lain beras, kunyit, bunga dan daun yang kemudian dicuci ke laut. 

Dalam rekaman itu, seorang wanita yang dikenal sebagai Puteri Zaleha juga menyanyikan lagu berjudul Mayang Sari sambil meletakkan kitab suci Alquran di depan mereka. 

Hingga kini, masalah perdukunan untuk menangkal banjir juga telah menjadi perhatian pihak kepolisian setempat. Ini lantaran sudah ada masyarakat yang melayangkan laporan kepada polisi terkait praktik dukun penangkal banjir itu. 

Namun, polisi menyerahkan masalah tersebut kepada JAIPk. Kapolsek Perak Datuk Mior Faridalathrash Wahid menyampaikan, mereka menerima laporan tentang kejadian tersebut pada pukul 16.20 pada Rabu 5 Januari kemarin. 

"Polisi merujuk ke JAIPk untuk tindakan oleh departemen dan saya mengerti bahwa penyelidikan akan dilakukan oleh mereka," katanya.

 

(Umar Mukhtar) 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler