Tokayev Laporkan Perkembangan Krisis Kazakhstan ke Vladimir Putin
Presiden Kazakhstan berbicara secara rinci tentang situasi saat ini di negara itu.
REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW –- Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Sabtu (8/1/2022). Pada kesempatan itu, Tokayev menginformasikan perkembangan situasi terkait krisis di negaranya kepada Putin.
"Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan telepon yang panjang dengan Presiden Republik Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Presiden Kazakhstan berbicara secara rinci tentang situasi saat ini di negara itu, mencatat pergeseran menuju stabilisasi," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Tokayev dan Putin bertukar pandangan perihal cara-cara yang mungkin diambil untuk memulihkan ketertiban di Kazakhstan. Tokayev menilai, perlu ada pembicaraan antara para pemimpin negara anggota Collective Security Treaty Organisation (CSTO), sebuah aliansi keamanan yang didukung Rusia.
“Dalam hal ini, ia (Tokayev) bermaksud untuk mengadakan konferensi video Dewan Keamanan Kolektif CSTO yang diketuai oleh Armenia sebagai ketua organisasi saat ini dalam beberapa hari mendatang. Vladimir Putin mendukung proposal ini," ungkap Kremlin.
Sebelumnya Tokayev memang telah meminta bantuan CSTO untuk memadamkan gelombang demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair di Kazakhstan. Dia menuding unjuk rasa itu dipimpin oleh “teroris”.
Sejak 2 Januari lalu, Kazakhstan diguncang aksi demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair. Unjuk rasa kemudian meluas ke seluruh kota dan desa di sana. Dari penolakan kenaikan harga bahan bakar gas, massa pada akhirnya menuntut “reformasi”. Meski saat ini Kazakhstan dipimpin Tokayev, tapi kekuasaan dan pengaruh presiden pertama Kazakhstan, yakni Nursultan Nazarbayev, dinilai masih kental.
Nazarbayev mundur dari jabatan presiden pada 2019 lalu atau hampir tiga dekade menguasai Kazakhstan. Keluarganya dilaporkan menguasai, bahkan memonopoli, sebagian besar sektor ekonomi di sana, termasuk sektor minyak dan gas. Monopoli dianggap menjadi salah satu faktor yang melatari naiknya harga bahan bakar gas cair di negara tersebut.