4,4 Juta Vaksin AstraZeneca Datang Dalam Tiga Tahap

Pemerintah menargetkan program vaksinasi rampung pada 2022.

Tijana Martin/The Canadian Press via AP
Awak darat bandara menurunkan pesawat yang membawa pengiriman pertama vaksin Pfizer COVID-19, yang disetujui untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun, di Hamilton, Ontario, 21 November 2021.
Rep: Dian Fath Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 4,4 juta vaksin AstraZeneca tiba di Indonesia. Vaksin yang datang kali ini merupakan donasi COVAX dengan tiga tahap kedatangan.

Baca Juga


Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan, pada Jumat (7/1/2022) vaksin AstraZeneca yang tiba berjumlah 1.252.800 dosis. Kemudian pada Sabtu (8/1/2022), vaksin AstraZeneca yang tiba berjumlah 1.852.800 dosis dan berjumlah 1.329.600 dosis.

"Semua vaksin yang tiba dalam tiga tahap ini merupakan donasi COVAX," ujar Usman, Ahad (9/1/2022).

Indonesia telah aktif menjalin kerja sama internasional dan multilateral termasuk melalui WHO Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator COVAX Facility. COVAX atau COVID-19 Vaccines Global Access sendiri merupakan sebuah inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara untuk vaksin-vaksin COVID-19. Menurutnya, melalui COVAX juga, Indonesia terus aktif mengkampanyekan kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara di dunia.

"Indonesia berperan aktif dalam upaya menyetarakan akses vaksin bagi negara-negara di dunia," ujar Usman.

Usman memastikan, vaksin yang datang dalam tiga tahap itu akan segera didistribusikan secara proporsional ke daerah-daerah yang membutuhkan, dalam rangka program vaksinasi nasional. Pemerintah pun telah mencanangkan program vaksinasi ini akan terus dipercepat dan diperluas hingga ditargetkan akan bisa rampung pada tahun 2022 ini.

"Karena itu, kedatangan vaksin secara kontinyu menjadi sangat penting demi menjaga stok vaksin agar program vaksinasi bisa berlangsung secara lancar," ujarnya.

Selain jaminan ketersediaan stok vaksin, upaya percepatan juga dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya terkait berita-berita tidak benar alias hoaks yang banyak beredar. Dia menyebut, di beberapa daerah, hoaks berperan memperlambat vaksinasi lantaran masyarakat dibuat takut dan khawatir terhadap efek vaksinasi, yang dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan.

Pemerintah, samnung Usman, telah memastikan vaksin aman dan berkhasiat, proses vaksinasinya dilakukan dan diawasi secara ketat, dan telah disiapkan juga antisipasi jika terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). "Vaksin COVID-19 yang digunakan ini aman dan berkhasiat, sudah mendapatkan izin Badan POM. Jangan ragu dan menunda vaksinasi hanya karena mendengar isu atau kabar tidak benar yang beredar," tegasnya.

Di sisi lain, masih menurut Usman, peningkatan kewaspadaan juga dilakukan seiring bermunculannya kasus varian Omicron yang telah masuk ke Indonesia. Karenanya, pemerintah tak lupa mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

"Peningkatan kewaspadaan termasuk dengan meningkatkan lagi disiplin pelaksanaan protokol kesehatan, dan segera vaksinasi apapun jenis vaksinnya," ujar Usman.

Indonesia telah aktif menjalin kerja sama internasional dan multilateral termasuk melalui WHO Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator COVAX Facility. COVAX atau COVID-19. Vaccines Global Access sendiri merupakan sebuah inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara untuk vaksin-vaksin COVID-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler