Robot Pendarat China Klaim Mendeteksi Air di Bulan
Data dari pendarat Chang'e 5 mendeteksi air di bawah permukaan bulan.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah tim ilmuwan global yang dipimpin oleh para peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences) di Beijing mengatakan mereka telah mendeteksi air di bawah permukaan Bulan. Pendeteksian ini menggunakan data yang disediakan oleh Administrasi Luar Angkasa Nasional China dari pendarat Chang’e 5 di negara itu.
Ini merupakan pencapaian teknis yang menakjubkan sebagai misi pengembalian sampel bulan pertama sejak misi Luna 24 Uni Soviet pada 1976.
Dilansir dari Futurism, Senin (10/1/2022), tim menggunakan kamera panorama, spektrometer mineralogi bulan (LMS) dan radar penembus bulan untuk mencari bukti air. Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Science Advances pekan ini bekerja sama dengan para peneliti dari National Space Science Center of CAS, University of Hawai’i du Manoa, Shanghai Institute of Technical Physics of CAS dan Nanjing University.
“Ini seperti ‘perjalanan lapangan’ di Bulan, kesempatan pertama untuk mendeteksi tanda-tanda air dari jarak dekat dan resolusi tinggi di permukaan bulan,” kata penulis utama dan peneliti Chinese Academy of Sciences Lin Honglei, menurut pernyataan yang diperoleh oleh South China Morning Post.
Tim mengamati sinyal yang menunjukkan keberadaan air dalam data spektral reflektansi yang diperoleh oleh pendarat Chang’e-5. Teorinya adalah bahwa angin matahari secara bertahap menyapu atom hidrogen menuju Bulan.
Belum lama ini, China melaporkan telah melihat objek berbentuk kubus di Bulan. Ternyata, objek tersebut diduga adalah sebiah batu biasa.
Banyak yang skeptis terhadap klaim ruang angkasa yang diungkap oleh China. Namun, para ilmuwan telah lama menduga bahwa kemungkinan ada es dan air di Bulan. Jika penelitian ini terkonfirmasi, air akan menjadi sumber daya yang menggiurkan untuk kehadiran jangka panjang di Bulan oleh manusia.