Kanker Sering Telat Terdeteksi, Kenali 10 Gejala Awalnya

Keterlambatan deteksi menjadi penyebab buruknya kelangsungan hidup pengidap kanker.

PxHere
Deteksi dini kanker (ilustrasi). Kenali gejala-gejala umum kanker agar tidak telat memeriksakan diri dan mendapatkan diagnosis.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker masih menjadi penyakit paling berbahaya dan mematikan. Fakta ini diperparah dengan rendahnya deteksi dini kanker, di mana kebanyakan kasus kanker terdiagnosis setelah masuk stadium lanjut.

Baca Juga


Data dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mencatat, lebih dari setengah kasus kanker pankreas dideteksi setelah stadium lanjut. Hal yang sama juga berlaku untuk tumor otak. 

Statistik NHS juga menunjukkan bahwa kanker paru, otak, hati, esofagus, pankreas, dan perut--penyakit yang membuat orang lebih sulit bertahan hidup--jauh lebih besar kemungkinannya untuk terlambat didiagnosis. Akibatnya, rata-rata kelangsungan hidup lima tahun dari pasien kanker tipe ini hanya 16 persen.

Sebuah badan kanker Inggris, The Less Survivable Cancers Taskforce (LSCT) ingin jumlah harapan hidup ditingkatkan menjadi 28 persen pada akhir dekade ini. Untuk merealisasikannya, mereka menyerukan kesadaran publik akan gejala umum kanker, termasuk sakit kepala, penurunan berat badan tiba-tiba, muntah, dan kehilangan nafsu makan.

Gejala kanker kolon. - (Republika)

LSCT juga mengatakan bahwa skrining yang lebih baik juga diperlukan untuk memastikan diagnosis awal dan kelangsungan hidup yang lebih baik.

"Kami tahu bahwa terlambat diagnosis menyebabkan hasil yang jauh lebih buruk bagi pasien dengan kanker yang berkembang pesat ini," kata ketua LSCT Anna Jewell, seperti dilansir The Sun, Selasa (11/1/2022).

Di sisi lain, Anna mengatakan bahwa misi mereka menghadapi hambatan yang cukup berat saat ini. Apalagi, banyak pasien yang menunda skrining dan pengobatan karena kekhawatiran akan pandemi Covid-19.

Kanker ini, menurut Anna, sulit atau bahkan tidak mungkin untuk diobati pada tahap selanjutnya. Waktu dari diagnosis hingga kematian sering kali sangat singkat dibandingkan dengan perkembangan kanker yang membuat penderitanya lebih mungkin bertahan hidup.

"Situasinya kritis dan diperparah oleh pandemi Covid-19," jelas Jewell.

Data NHS terbaru menunjukkan, 53 persen kanker pankreas didiagnosis di Unit Gawat Darurat, sedangkan untuk tumor otak 52,7 persen, kanker hati 44,9 persen, paru-paru 35,3 persen, perut 30,2 persen, dan esofagus 20,5 persen. Lebih dari 90 ribu orang Inggris didiagnosis dengan enam kanker ini setiap tahun, dengan sekitar 67 ribu meninggal.

"Angka-angka yang mengkhawatirkan ini menyoroti bahwa deteksi dini tetap menjadi tantangan penting untuk kanker yang menyebabkan pengidapnya kurang dapat bertahan hidup, termasuk tumor otak," kata dr David Jenkinson, CEO The Brain Tumor Charity.

Infografis Hal Pemicu Kanker - (republika.co.id)

Inggris menjadi salah satu negara di Eropa Barat yang kelangsungan hidup pasien kankernya sangat buruk. Para ahli menilai, keterlambatan dalam diagnosis dan kurangnya skrining cepat menjadi penyebab buruknya kelangsungan hidup pasien kanker di Inggris.

Sementara terkait gejala, NHS mencatat 10 tanda yang lebih umum dialami pasien kanker. Meski belum pasti gejala itu mengarah pada kanker, namun para ahli menilai tak ada salahnya untuk waspada. Gejala-gejala yang dimaksud adalah:

1. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

2. Pembengkakan atau benjolan yang tidak biasa, seperti di leher, ketiak, perut, selangkangan, dada, payudara, atau testis.

3. Batuk yang terus-menerus dan tidak hilang setelah tiga atau empat pekan.

4. Perubahan tahi lalat.

5. Terdapat darah pada feses atau air kencing, atau perubahan kebiasaan buang air besar.

6. Sering ingin kencing yang tak tertahankan di tengah malam.

7. Rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan atau rasa sakit yang berlangsung lebih dari empat pekan.

8. Sakit maag yang tak kunjung hilang.

9. Sulit menelan.

10. Keringat malam yang banyak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler