Wujud Keharmonisan di India, Kisah Keluarga Hindu 50 Tahun Memelihara Masjid

Keluarga itu menunjukkan ikatan persaudaraan dan keharmonisan yang kuat.

EPS
Pemilik lahan Partha Sarthi Basu (berbaju putih) berada di depan masjid yang dirawat keluarganya selama 50 tahun di Barasat, West Bengal, India. Wujud Keharmonisan di India, Kisah Keluarga Hindu 50 Tahun Memelihara Masjid.
Rep: Kiki Sakinah/Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BARASAT -- Wujud keharmonisan masyarakat yang berbeda agama dan budaya tampak menonjol di sebuah kota di negara bagian West Bengal, India. Seperti diketahui, India dikenal dengan mayoritas masyarakatnya yang beragama Hindu dan Islam sebagai minoritas di sana.

Baca Juga


Sangat umum melihat individu dari agama, etnis, dan latar belakang yang berbeda berpartisipasi dalam perayaan satu sama lain. Seperti kisah dari sebuah keluarga Hindu yang menonjol sebagai simbol kerukunan komunal.

Kisah anggota keluarga dari Partha Sarthi Basu yang memelihara dan merawat masjid selama puluhan tahun di kota Barasat, West Bengal memperlihatkan kondisi yang berbeda sekaligus mengagumkan. Keluarga Hindu itu telah merawat sebuah masjid selama sekitar 50 tahun.

Kakek Partha telah merawat masjid sejak bermigrasi dari Bangladesh. Ketika itu banyak tetangga Hindu menyarankannya untuk meratakan masjid tersebut, tetapi kakek Partha menolaknya.  

 

“Dia biasa mengatakan seseorang harus selalu mengurus segala jenis tempat keagamaan daripada menghancurkannya. Dia merenovasi masjid dan memeliharanya dengan cinta. Sekarang, masjid adalah tempat berdoa bagi ratusan orang,” kata Partha.

Masjid Amanati, yang dirawat keluarga Hindu tersebut, terletak di kota Barasat di West Bengal, sekitar 25 Km dari Kolkata. Partha dan keluarganya memelihara masjid yang kini menjadi tempat sholat selama ratusan tahun lamanya. Tak hanya demikian, setiap tahunnya keluarga itu ikut berbuka puasa bersama umat Islam selama Ramadhan.

 

 

Mereka juga dipuji oleh semua orang atas perbuatan mulia mereka. Sehingga, hal itu menunjukkan ikatan persaudaraan dan keharmonisan yang kuat di antara warga.

Keluarga Partha menganggap Masjid Amanati sebagai kebanggaan mereka. Mereka juga terus menginspirasi sesama warga untuk menjaga perdamaian, cinta, dan harmoni (kerukunan) dalam masyarakat. "Saya bangga dengan apa yang saya lakukan. Saya bangga menjadi seorang Hindu karena Hindu mengajarkan kami untuk bersikap baik satu sama lain," kata Partha, dalam tayangan video di laman ANI News, dilansir Rabu (12/1).

"Orang-orang dari komunitas agama yang berbeda hidup bersama dalam harmoni di sini. Kami makan bersama, duduk bersama dan merayakan bersama. Muslim yang tinggal di daerah ini adalah orang-orang yang hebat," tambahnya.  

Nama masjid Amanati berasal dari nama tokoh Muslim Sufi abad ke-18, Shah Amanath. Ia dianggap sebagai salah satu orang suci paling terkemuka di Chittagong, di Bengal timur (sekarang Bangladesh).

Ulama setempat Maulana Akhtar mengatakan ia telah berada di kota itu sejak 1992. Sejak itu ia telah melihat orang-orang dari berbagai komunitas agama tinggal di sana dalam kerukunan (harmoni).

 

"Kami makan bersama, merayakan festival bersama. Meskipun ada banyak keluarga inti di sini, kami merasa seolah-olah hidup dalam satu keluarga besar," kata Akhtar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler