Tubuh Butuh Tidur untuk Memulihkan Diri, Jangan Disepelekan
Ketika tidur tidak dipenuhi maka tubuh seseorang akan merasakan efeknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh membutuhkan tahapan tidur tertentu untuk bisa beristirahat dan memulihkan dirinya sendiri. Ketika tahapan tidur itu tidak didapatkan lewat tidur nyenyak, seseorang akan segera merasakan efeknya.
Tidur nyenyak adalah tahap tidur non-rapid eye movement (non-REM) di mana tubuh tidak mengalami gerakan mata atau aktivitas otot. "Saat itu otak kita menunjukkan aktivitas gelombang paling lambat," kata profesor ilmu saraf Nicole Avena.
Akademisi dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York, Amerika Serikat, itu menjelaskan seseorang lebih sulit bangun selama periode tidur nyenyak. Apabila terbangun, normal jika merasa pusing atau kebingungan selama beberapa menit.
Tubuh melewati beberapa siklus tidur nyenyak sepanjang malam. Siklus yang terpanjang terjadi tak lama setelah tertidur. Setelah itu, periode tidur nyenyak semakin singkat saat mendekati pagi hari.
Tidur nyenyak memainkan peran kunci dalam membantu tubuh pulih dari stres dan kelelahan akibat aktivitas sehari-hari. Selama tahap tidur ini, tekanan darah menjadi rendah dan stabil.
Avena menyampaikan, kondisi itu memudahkan tubuh untuk memperbaiki diri secara fisik dan mental. Tidur nyenyak pun dibutuhkan untuk menjaga sistem kekebalan tetap kuat, selain membantu otak memproses ingatan. "Tanpa tidur nyenyak, kabut otak dan kehilangan konsentrasi sepanjang hari adalah tipikal," ujar Avena.
Menurut Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS, sekitar 13 hingga 23 persen dari keseluruhan waktu tidur sebaiknya berupa tidur nyenyak. Artinya, sekitar satu hingga dua jam dari total waktu tidur ideal tujuh hingga sembilan jam.
Jika seseorang memiliki waktu tidur total yang cukup, biasanya kebutuhan tidur nyenyak akan terpenuhi. Tanda seseorang tidak memiliki waktu tidur nyenyak yang cukup yakni kerap merasa lelah di siang hari.
Berdasarkan panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ada tanda lain yang menunjukkan seseorang tidak mendapatkan waktu tidur total yang dibutuhkan. Tandanya adalah butuh banyak kafein untuk melewati hari.
Tanda lain kurangnya tidur nyenyak meliputi mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, kerap merasa tertekan, atau kesulitan mengingat sesuatu. Secara umum, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit.
Risiko seseorang mengidap penyakit kronis seperti diabetes tipe dua, penyakit jantung, obesitas, dan depresi, kian meningkat. Karena itu, sangat penting memiliki waktu tidur total yang cukup beserta periode tidur nyenyak.
Cara melacak tidur bisa menggunakan jam tangan pintar, perangkat khusus, atau sensor di samping tempat tidur. Semua itu dapat memberi gambaran yang baik tentang berapa banyak waktu total tidur seseorang.
Hal lain yang bisa dilacak yakni apakah tidur mengalami gangguan sepanjang malam. Meski demikian, hanya studi tidur klinis yang benar-benar bisa mengukur gelombang otak guna mengetahui periode tidur nyenyak.
Berbagai pelacak hanya dapat memberi tahu berapa banyak waktu tidur seseorang secara keseluruhan. Jika pelacak menunjukkan waktu tidur di malam hari masih kurang, perubahan yang diperlukan bisa dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak tidur.
"Cara mudah untuk mengukur apakah Anda cukup tidur nyenyak adalah jika Anda dapat bangun setelah sekitar delapan jam tidur tanpa alarm, merasa segar dan siap untuk menjalani hari," ucap Avena, dikutip dari laman Live Strong, Jumat (4/2/2022).