Pasukan Israel Lukai Sembilan Warga Palestina yang Berdemo di Tepi Barat
Tentara Israel menembakkan peluru tajam-granat kejut ke pengunjuk rasa di Tepi Barat.
REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS -- Setidaknya sembilan warga Palestina terluka oleh tentara pendudukan Israel selama protes antipendudukan mingguan di Desa Beita, Provinsi Nablus, Tepi Barat yang diduduki penjajah Israel. Hal ini dikabarkan oleh Bulan Sabit Merah Palestina (RRC).
Dilansir Wafa pada Jumat (4/2/2022), Juru bicara RRC, Ahmad Jibril, mengatakan, tentara penjajah Israel menembakkan peluru tajam, peluru berlapis karet, dan granat kejut ke arah pengunjuk rasa di Beita. Serangan itu melukai dua dari para pendemo dengan tembakan langsung dan tujuh lainnya dengan peluru berlapis karet.
RRC juga mendapati banyak kasus pendemo mengalami mati lemas akibat menghirup gas air mata. Selama hampir sembilan bulan, warga Palestina dari Beita dan desa-desa tetangga telah mengadakan protes hampir setiap hari terhadap pembangunan pos permukiman ilegal Israel Evaytar, di Gunung Jabal Sabih yang berdekatan dengan desa itu.
Beberapa pengunjuk rasa Palestina telah tewas dan puluhan terluka oleh pasukan pendudukan Israel selama bentrokan berulang dalam lima bulan terakhir. Pada Juli 2021, penjajah Israel mengosongkan pos terdepan.
Hal itu dilakukan berdasarkan perjanjian dengan pemerintah Israel yang akan memungkinkan pos terdepan tetap utuh dan di bawah pengawasan permanen tentara pendudukan Israel. Padahal, pembangunannya tidak sah.
Sebelum pergi, puluhan keluarga Zionis yang telah menetap di sana mendirikan Bintang Daud besi setinggi 13 meter menghadap desa Palestina terdekat Beita. Kalimat "Kami akan kembali" tertulis di sebelahnya.