Dokter: Tidak Merokok dan Rutin Berolahraga Kunci Hindari Penyakit Jantung

Pola hidup sehat perlu dilakukan secara rutin.

Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga berolahraga di pedestrian Kebun Raya Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (9/8). Dokter: Tidak Merokok dan Rutin Berolahraga Kunci Hindari Penyakit Jantung
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rio Probo Kaneko mengingatkan masyarakat menerapkan pola hidup sehat untuk menghindari penyakit jantung.

Baca Juga


"Pola hidup sehat perlu dilakukan secara rutin untuk menghindari penyakit jantung," katanya, Ahad (6/2/2022).

Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu mengatakan pola hidup sehat yang dimaksud adalah tidak merokok dan melakukan kegiatan olahraga secara rutin minimal 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit. Selain itu, menghindari obesitas, menghindari makanan tinggi kolesterol dan garam, meningkatkan makanan tinggi serat serta mengelola kondisi stres dan emosional.

Masyarakat juga perlu melakukan pemeriksaan sesegera mungkin ke dokter atau fasilitas kesehatan jika mengalami gejala-gejala penyakit jantung. "Misalkan gejala seperti nyeri dada, sesak nafas, bengkak pada kedua kaki, detak jantung berdetak tidak normal dan lain sebagainya," katanya.

Dia menambahkan faktor risiko dalam penyakit jantung terbagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi atau diubah, seperti usia, kelainan genetik atau bawaan, dan jenis kelamin. Sementara itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi, antara lain tekanan darah darah tinggi atau hipertensi, kadar kolesterol tinggi atau dislipidemia, penyakit diabetes, obesitas, merokok, jarang olahraga secara rutin, serta kondisi stres dan emosional.

 

"Karena itu penting bagi tiap individu memulai gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti yang tadi sudah dikatakan yakni hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi atau dislipidemia, merokok, obesitas dan jarang berolahraga," katanya.

Dia juga mengatakan penyakit jantung secara epidemiologi biasanya sering terjadi pada pria usia di atas 45 tahun, wanita usia di atas 55 tahun atau pascamenopouse. "Bila ada kelainan genetik atau bawaan, maka dapat terjadi pada usia lebih muda," katanya.

Dia menambahkan menjaga kesehatan jantung sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan, seperti serangan jantung dan henti jantung. Serangan jantung adalah kondisi ketika terhentinya aliran darah yang mengandung oksigen pada pembuluh darah koroner jantung akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah koroner.

Hal tersebut akan menyebabkan kerusakan otot jantung karena otot jantung tidak mendapatkan aliran oksigen yang mencukupi. Sementara henti jantung adalah kondisi di mana jantung berhenti berdetak dan memompa darah ke seluruh tubuh.

"Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa kondisi penyakit jantung seperti gangguan irama listrik jantung atau aritmia, penyakit jantung koroner, gagal jantung dan lain sebagainya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler