Tiga Kisah Nabi yang Dapat Meningkatkan Semangat Hidup

Kisah para nabi dpaat dijadikan teladan bagi Muslim.

ANTARA/Iggoy el Fitra
Tiga Kisah Nabi yang Dapat Meningkatkan Semangat Hidup
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah-kisah Alquran menjadi obat untuk meningkatkan motivasi kita sebagai Muslim. Kita perlu untuk lebih paham kisah teladan, salah satunya dalam kisah para nabi. 

Baca Juga


Melansir laman About Islam, berikut tiga kisah singkat pengalaman para nabi yang dapat dijadikan motivasi diri.

Kisah Nabi Yakub 

Nabi Yakub pernah dikhianati oleh anak-anaknya sendiri. Dia secara paksa dipisahkan dari putranya yang masih kecil Nabi Yusuf. Namun, dia masih memendam mimpi untuk bersatu dengannya lagi dan tindakan serta ucapannya membuktikan hal ini.

Dalam Alquran surat Yusuf ayat 86, Nabi Yakub berdoa, 

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Dia (Ya‘qub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.

Yakub tetap tabah bahkan ketika ia menangis berulang kali atas keputusasaan situasi. Dia sangat terluka dan tidak bahagia, tetapi dia tidak pernah ragu menaruh kepercayaannya hanya kepada Allah. 

Itu adalah pelipur laranya dan membuatnya terus maju. Tetap ikuti impian dan tujuan kita bahkan ketika semua terasa hilang dan merasa kehabisan energi dan minat. 

Akui rasa kehilangan motivasi, kelemahan dan ketidaksempurnaan kita kepada-Nya dan menangislah jika kita ingin menangis. Membuka diri kepada Allah terus-menerus.

 

Kisah Nabi Yunus 

Nabi Yunus lebih dikenal sebagai pendamping ikan. Ia kehilangan motivasinya saat menyerukan umatnya untuk Tauhid.

Dia merasa frustrasi dan marah kemudian memutuskan berhenti pada tujuan besarnya itu. Dia menyerah pada titik kelemahan dan menyadari hal ini, kemudian dia melarikan diri.

Nabi Yunus jatuh ke dalam kesedihan, merasa sedih tentang tindakannya. Apa yang dia lakukan? Dia cukup kuat untuk mengakui kesalahannya dan bergegas melakukan introspeksi diri. 

Dalam surat Al Anbiya ayat 87-88 disebutkan,

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ.فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”

Kami lalu mengabulkan (doa)-nya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin.

Setiap manusia akan membuat kesalahan dan gagal berulang kali. Tapi jangan lupa tujuan dan kenikmatan dari Allah yang kita akan raih dengan kerja keras.

Tetap di atas segalanya dengan keyakinan kepada Allah terlebih dahulu untuk menyelamatkan kita dari lautan putus asa. Kemudian terus memuliakan Dia dan mencari bantuan-Nya di setiap langkah. Dia menyelamatkan Nabi Yunus dari perut ikan, Dia juga dapat menyelamatkan kita dari situasi apa pun.

 

Kisah Nabi Ayub

Nabi Ayub mengalami kesulitan besar karena ia diuji dengan kekayaan, kesehatan dan keluarganya. Dia tertekan sama seperti kita ketika diuji.

Dia tetap sabar, percaya hanya Allah yang bisa menyembuhkannya. Kesabarannya terbayar ketika waktunya tepat. Kerugiannya dipulihkan dan bahkan berlipat ganda.

Setan mencoba memasukkan pikiran jahat ke dalam pikirannya dan istrinya teman terakhirnya berdiri. Namun, Nabi Ayub tetap sabar. Sungguh kesabaran yang luar biasa.

Dalam surat Sad ayat 41

وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

Ingatlah hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah diganggu setan dengan penderitaan dan siksaan (rasa sakit).”

Kita harus mengakui rasa sakit , kesusahan, dan emosi karena kita hanyalah manusia. Tetapi harus tetap memiliki kesabaran.

Kita mungkin merasakan sakit yang membakar, menyakitkan dan menurunkan motivasi. Satu-satunya obat adalah kesabaran. Kesabaran dalam pengetahuan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang kita alami dan akan memperbaiki keadaan cepat atau lambat.

https://aboutislam.net/spirituality/3-quran-stories-to-help-you-overcome-demotivation/

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler