AP II Siapkan Masterplan Eco Airport 2021-2030
AP II fokus pada pemanfaatan PLTS sebagai energi baru terbarukan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) menyiapkan masterplan Eco Airport 2021 - 2030. AP II fokus pada pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai energi baru terbarukan. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pada fase pertama yakni 2021, sudah diimplementasikan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“PLTS pada fase pertama dipasang di atap bangunan di sejumlah gedung di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu, dan Bandara Banyuwangi dengan kapasitas 1,83 MWp,” kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Senin (12/2/2002) malam.
Selanjutnya pada fase kedua pada 2022, AP II merencanalan penggunaan PLTS atap mencapai EBT 3,78 MWp. Selanjutnya pada Fase Ketiga yaitu 2023-2025 direncanakan pemanfaatan PLTS di atas tanah (ground mounted) berkapasitas 18,69 MWp dan PLTS terapung (floating) berkapasitas 1,8 MWp.
“Di dalam pemanfaatan EBT ini, AP II mempersiapkan tiga aspek penting yakni SDM, proses, dan teknologi,” ujar Awaluddin.
Adapun terkait penggunaan teknologi kelistrikan, AP II saat ini juga telah membangun sistem yang dinamakan Monitoring System of Airport and Non-Airport Threshold Electrical Infrastructure. “Sistem ini dibuat untuk mengendalikan dan memonitor secara real time penggunaan energi di lingkungan AP II,” ujar Awaluddin.
Awaluddin menilai, penggunaan EBT yang sangat efisien dari sisi biaya akan sangat membantu bandara dalam menghadapi tantangan akibat pandemi Covid-19. Dia menuturkan, listrik merupakan salah satu kontributor terbesar biaya operasional di bandara
“Penggunaan teknologi dan keunggulan dari sisi biaya membuat pemanfaatan EBT dapat meningkatkan daya saing bandara-bandara AP II di era Industri 4.0,” jelas Awaluddin.
Sementara itu, Senior EVP Manajemen Risiko PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Chairani Rachmatullah mengatakan bahwa PLN juga sudah memasang target bauran EBT. “PLN menargetkan EBT sebesar 23 persen pada 2025,” tutur Chairani.