Lakukan Ini Bila Harga Saham Turun Drastis
Harga saham turun sudah biasa terjadi. Bagaimana kalau harga saham turun drastis? Tenang, tak perlu kebakaran jenggot. Lakukan hal ini untuk mengatasinya.
Selain pandemi, isu tapering off (pengurangan stimulus moneter) di Amerika Serikat (AS) menjadi kekhawatiran ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Khususnya potensi guncangan di pasar keuangan dan investasi.
Investasi saham, salah satu investasi yang sangat fluktuatif. Penyebab naik turunnya harga saham dapat dipengaruhi faktor ekonomi global dan nasional.
Kalau harga saham naik, kebahagiaan bagi investor dan trader. Tetapi, bagaimana jika harganya turun drastis? Bagaimana cara menghadapinya dan harus melakukan apa?
Baca Juga: Swing Trading Saham: Pengertian, Taktik, dan Cara Mengatasi Risikonya
Harga saham turun drastis
1. Lihat riwayat harga saham
“History repeats itself” berlaku di pasar saham, artinya sejarah akan terulang. Grafik pergerakan harga saham yang dulu akan terulang kembali di masa mendatang.
Ketika pasar saham atau harga saham mengalami penurunan, sebaiknya tidak buru-buru menjualnya karena ada kemungkinan harganya naik. Apalagi jika secara historis harga saham pernah berada di pucuk.
Misalnya dalam 6 bulan terakhir, titik resistance harga saham ABCD Rp 2.000 dan sekarang turun menjadi Rp 1.600 mendekati titik support di Rp 1.500.
Sebelum harganya menyentuh titik support, peluang untuk pump atau naik sangat besar. Jika berhasil berada di atas harga resisten, pergerakan harganya akan terus naik di mana sahamnya akan membentuk resisten baru.
2. Fokus pada saham fundamental baik
Penurunan harga saham bukanlah akhir dari segalanya. Jika kamu jeli, peristiwa ini merupakan kesempatan emas untuk menabung keuntungan di masa mendatang.
Kamu bisa membeli saham yang harganya sedang turun. Kalau kata Lo Kheng Hong sedang terdiskon. Saatnya beli mercy harga innova. Artinya beli saham wonderful company dengan harga murah.
Saham-saham dengan fundamental atau kinerja bagus, baik melalui laporan keuangan maupun prospek yang dimiliki ke depan. Untuk mengetahui saham apa saja yang memiliki fundamental kuat, kamu bisa cek di situs resmi IDX atau Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Strategi Jitu Sebelum Jual Beli Saham Bagi Investor Pemula
3. Ingat tujuan jangka panjang
Seseorang memutuskan untuk investasi karena memiliki tujuan keuangan yang jelas, biasanya dalam jangka panjang. Misalnya untuk dana pendidikan anak, membangun rumah, jalan-jalan, atau persiapan di masa pensiun.
Jika harga saham turun drastis, sebaiknya sikapi dengan tenang. Memang, penurunan tersebut membuatmu rugi. Tapi ingat, selagi waktu pencapaian tujuan keuangan masih panjang, sebaiknya tahan atau biarkan. Nanti juga akan rebound lagi pada waktunya.
Lebih baik pantau harga saham dan sering membaca isu yang berhubungan dengan sektor saham yang dibeli. Dari sini, kamu bisa membangun strategi investasi terbaik sebelum akhirnya take profit.
Saham Turun Drastis
4. Hindari panic selling
Jangankan trader, beberapa investor juga sering melakukan panic selling saat harga saham amblas. Panic selling merupakan aktivitas menjual sebagian atau seluruh saham akibat penurunan harga untuk mencegah kerugian dalam jumlah besar.
Padahal jika dikaji lagi, panic selling bukannya mencegah kerugian, melainkan menambah kerugian. Jika seandainya kamu bisa tenang menghadapi penurunan tersebut, tidak akan ada namanya penjualan secara besar-besaran.
Kamu sendiri tidak rela jika menjual saham di bawah harga beli hanya karena penurunan yang tidak seberapa. Sebaiknya tinjau kembali harganya di masa lalu, kemudian hubungkan dengan kondisi ekonomi saat ini untuk mencegah pengambilan keputusan yang salah.
Baca Juga: Saham Nyangkut: Penyebab dan Cara Mengatasinya
5. Mengambil langkah cut loss
Cut loss, terdiri dari dua kata, yakni “cut” yang artinya memotong dan “loss” berarti kerugian. Jadi, cut loss adalah memotong kerugian.
Mengutip laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cut loss artinya upaya untuk menghindari kerugian lebih besar dengan cara menjual saham di harga yang lebih rendah dari harga beli.
Bagi trader saham, cut loss bisa dilakukan ketika harga saham yang kamu pegang turun terus. Sedangkan bagi investor, cut loss dapat dijalankan bila terjadi perubahan kinerja fundamental perusahaan.
Cut loss saham untuk menghindari kerugian lebih besar
6. Alokasikan lebih banyak dana
Beruntung jika kamu masih punya modal karena pada saat penurunan seperti ini, kamu bisa “serok” lebih banyak, lalu menjualnya saat harganya naik. Keuntungan yang diperoleh tentunya berlipat ganda.
Misalnya, saat ini kamu membeli saham A yang harganya sedang turun di level Rp 99 sebanyak 100 lot. Dalam satu bulan kemudian, harganya naik menjadi Rp 130. Jika dijual semuanya, kamu bisa untung Rp 310 ribu.
Cukup lumayan, kan? Makanya, jangan ragu untuk mengalokasikan lebih banyak dana investasi ketika harga saham sedang turun drastic.
Analisis Saham Sebelum Melakukan Trading
Harga saham boleh turun drastis, tapi kondisi ini tak lantas membuatmu melakukan aksi jual maupun beli besar-besaran.
Sebaiknya analisis dulu kinerja saham tersebut sebelum mengambil keputusan, jadi ada return yang dapat dinikmati saat kondisi pasar saham mulai membaik.
Baca Juga: Cut Loss Saham - Arti, Contoh, dan Cara Menentukannya