Kasus Covid-19 Turun, AS Cabut Syarat Vaksinasi Restoran dan Bioskop
Dalam tiga hari terakhir, kasus Covid-19 di AS hanya naik 2,5 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika tampaknya tengah bersiap untuk kembali ke kehidupan normal setelah jumlah rata-rata kasus harian turun 67 persen dalam dua pekan terakhir. Berbagai negara bagian termasuk New York, Washington dan Philadelphia akan mencabut persyaratan bukti vaksinasi untuk masuk ke restoran, bioskop dan tempat gym mulai 1 Maret.
"Jumlahnya turun, dan inilah saatnya untuk beradaptasi," kata Gubernur New York, Kathy Hochul.
Pada hari Kamis, Walikota Newark New Jersey, Ras Baraka, juga telah mencabut persyaratan untuk menunjukkan bukti vaksinasi di restoran dan tempat umum lainnya. Dalam sebuah pernyataan, Baraka mengatakan bahwa selama tiga hari terakhir kenaikan kasus hanya 2,5 persen.
“Data menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Kami sudah lama tidak seperti itu,” kata Baraka seperti dilansir dari NBC News, Jumat (18/2/2022).
Tetapi para ahli kesehatan masyarakat mengamati tren penurunan kasus dengan waspada. Mereka mencatat bahwa selama dua bulan terakhir, angka kematian di AS mencapai lebih dari 103 ribu orang. Kemudian untuk cakupan vaksinasi diperkirakan baru 76 persen populasi yang divaksin setidaknya satu dosis, jutaan orang lainnya masih belum.
Ahli epidemiologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Dr Sadiya Khan mengatakan bahwa mandate vaksin adalah strategi kesehatan masyarakat yang aman dan efektif. Sementara dengan dicabutnya mandat tersebut bisa membuka peluang untuk memperburuk penyebaran virus.
"Semoga aman untuk memutuskan mencabut mandat vaksin, terutama di tempat-tempat di mana masker tidak digunakan untuk makan dan minum. Ini sepertinya langkah untuk mempromosikan keadaan normal tanpa benar-benar menjadi normal," kata Sadiya.
Disisi lain, ia mengerti bahwa upaya menghapus mandate vaksin bisa mendorong kebangkitan ekonomi dan bisnis. Namun dia mengingatkan, upaya ini bisa sangat berbahaya utamanya terhadap mereka yang memiliki masalah dengan kekebalan atau belum bisa divaksin.
Anthony Santella, yang menjalankan Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan di University of New Haven di Connecticut, setuju dengan pendapat Sadiya. Menurut Santella keputusan menghapus mandate vaksin di tempat umum terlalu cepat.
"Ingat, kita melewati ini di musim panas, ketika banyak orang berpikir segalanya akan kembali normal sehingga kebijakan pembatasan dibatalkan. Tapi kemudian muncul varian delta dan diikuti omicron, dan memaksa pemerintah setempat untuk menerapkan kembali protokol pandemi yang lebih ketat. Belajar dari itu, saya pikir kita harus lebih sabar,” kata dia.
Namun, tingkat infeksi harian di King County Washington telah turun 83 persen sejak awal Januari dan rawat inap turun 62 persen. Jadi pejabat setempat merasa sudah saatnya untuk menghapus mandate vaksin.
“Pakar kesehatan masyarakat kami percaya bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencabut verifikasi vaksin, berdasarkan tingginya tingkat cakupan vaksin dan penurunan kasus baru dan rawat inap di seluruh negeri,” kata Eksekutif County, Dow Constantine.
Di Washington DC, di mana kasus Covid telah turun lebih dari 90 persen sejak puncak gelombang omicron, Walikota Muriel Bowser mengumumkan bahwa bukti vaksinasi tidak lagi diperlukan di tempat-tempat seperti restoran dan tempat hiburan mulai 28 Februari. Namun Bowser mengatakan aturan itu bisa kembali jika varian baru muncul.
“Kita harus gesit jika ada yang berubah, seperti saat muncul varian omicron pada Desember. Saya rasa tidak ada di antara kita yang bisa mengatakan bahwa tidak akan ada varian lain yang mengharuskan kita melakukan sesuatu yang berbeda,” kata dia.
Pekan lalu, Walikota Minneapolis Jacob Frey dan Walikota St Paul Melvin Carter bersama-sama mengumumkan bahwa mereka mencabut persyaratan vaksinasi untuk restoran, bar, dan tempat hiburan yang diberlakukan pada 19 Januari. Di Boston, Walikota Michelle Wu juga telah menghapus mandat bukti vaksinasi untuk bar, restoran dan pusat kebugaran.