Invasi Rusia Meluas ke Pinggiran Kota Kyiv
Rusia ingin membuat ibu kota Ukraina hancur.
REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan, militer Rusia telah memasuki kota itu. Dia menambahkan, Rusia ingin membuat ibu kota Ukraina, Kyiv bertekuk lutut dan menghancurkannya.
"Musuh ingin membuat ibu kota bertekuk lutut dan menghancurkan kita," kata Klitschko.
Presiden Vlodymyr Zelenskiy mengatakan, telah terjadi pertempuran sengit dengan kematian di pintu masuk kota-kota timur seperti Chernihiv dan Melitopol, serta Hostomel. "Kemuliaan bagi para pembela kami, baik pria maupun wanita, kemuliaan bagi Ukraina," katanya.
Saksi mata mengatakan, mereka mendengar ledakan dan tembakan di dekat bandara di Kharkiv, yaitu kota kedua Ukraina yang dekat dengan perbatasan Rusia. Militer Ukraina mengatakan, pasukan Rusia telah dihentikan dengan kerugian besar di dekat kota timur laut Konotop.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, pasukan lapis baja Rusia telah membuka rute baru menuju ibu kota setelah gagal merebut Chernihiv.
Ukraina mengatakan, sejauh ini lebih dari 1.000 tentara Rusia telah tewas. Sementara Rusia tidak merilis angka korban.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara dengan menteri luar negeri Ukraina dan mengutuk kematian warga sipil yang dilaporkan, termasuk anak-anak dalam serangan di sekitar Kyiv.
Ukraina melarang pria yang cukup umur untuk meninggalkan negaranya. Sementara warga Ukraina yang sebagian besar wanita dan anak-anak menyeberang ke Polandia, Rumania, Hungaria dan Slovakia. Beberapa wanita menangis saat mereka mengucapkan selamat tinggal kepada pria yang mereka cintai. Para pria itu harus tetap tinggal di Ukraina untuk berperang.
Sirene serangan udara meraung di atas Kyiv untuk hari kedua. Beberapa penduduk berlindung di stasiun metro bawah tanah. Ledakan terjadi di dekat bandara, yang menimbulkan kepulan asp tebal sebelum fajar.
"Bagaimana kita bisa hidup melalui (perang) ini di zaman kita? Putin harus dibakar di neraka bersama seluruh keluarganya," kata seoranf Oxana Gulenko, sambil menyapu pecahan kaca akibat ledakan di kamarnya.
Ratusan orang memadati tempat penampungan sempit di bawah satu gedung setelah peringatan serangan udara di televisi. "Bagaimana Anda bisa berperang melawan orang-orang yang damai?" ujar seorang warga Ukraina Viktoria, saat anak-anaknya yang berusia 5 dan 7 tahun tidur dengan mantel musim dingin mereka.