Ukraina: PLTN Terbesar Terbakar Diserang Rusia, Efek Ledakan Bisa 10x Lipat Chernobyl

Menlu Ukraina melaporkan PLTN terbesar di Eropa telah terbakar diserang Rusia.

AP/Olexander Prokopenko, File
Foto dokumentasi Unit pembangkit listrik di PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhodar, di selatan Ukraina, pada 12 Juni 2008. Ukraina mengonfirmasikan PLTN terbesar di Eropa itu telah diserang oleh Rusia pada Jumat (4/3/2022) dini hari.
Rep: Dwina Agustin Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pertempuran terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina, Jumat (4/3/2022). Pasukan Rusia dilaporkan menembakkan roket dari berbagai sisi.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengungkapkan insiden tersebut melalui Twitter pada Jumat berdasarkan laporan wali kota setempat tentang serangan Rusia di sana. Reuters belum dapat memverifikasi kebenaran informasi itu.

"Tentara Rusia menembak dari semua sisi ke PLTN Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa," cicit Kuleba.

Baca Juga



"Kebakaran telah terjadi. Jika (PLTN) itu meledak, ledakannya bisa 10 kali lebih besar daripada Chernobyl! Rusia harus SEGERA menghentikan serangannya, izinkan pemadam kebakaran, dirikan zona keamanan!" tulis Kuleba.

Kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah menimpa PLTN Chernobyl pada 1986. Saat itu, Ukraina menjadi bagian dari Uni Soviet.

Sementara itu, menurut laporan AP,  pasukan Rusia telah melancarkan serangan ke kota penting penghasil energi di Ukraina dengan menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia pada Jumat (4/3/2022) dini hari.

Serangan telah memicu kebakaran dan menimbulkan kekhawatiran bahwa radiasi dapat bocor dari pembangkit listrik yang rusak. Juru bicara PLTN Zaporizhzhia, Andriy Tuz, mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa rudal mendarat di fasilitas tersebut dan telah membakar salah satu dari enam reaktor fasilitas itu.

Tuz menyebutkan, reaktor itu dalam renovasi dan tidak beroperasi. Akan tetapi, ada bahan bakar nuklir di dalamnya.

"Ada ancaman nyata bahaya nuklir di stasiun energi atom terbesar di Eropa," kata Tuz.

Siaran langsung dari sebuah kamera keamanan yang terhubung dengan beranda PLTN menunjukkan gambaran seperti kendaraan lapis baja yang meluncur ke tempat parkir fasilitas. Kendaraan itu menembakkan lampu sorot ke gedung tempat kamera dipasang.

Setelah itu, kilatan cahaya menyilaukan tampak dari moncong senjata dari kendaraan. Selanjutnya terjadi ledakan hampir bersamaan di gedung-gedung sekitarnya. Asap kemudian naik hingga tidak terekam oleh kamera.

Menurut Tuz, petugas pemadam kebakaran tidak bisa mendekati api di fasilitas tersebut karena juga mendapatkan serangan tembakan dari pasukan Rusia. Pembangkit tersebut menyumbang sekitar seperempat dari pembangkit listrik Ukraina.

Sementara itu, Dewan Kota Mariupol, Ukraina mengungkapkan bahwa pasukan Rusia terus-menerus membombardir kotanya. Dewan mengatakan, Rusia sengaja menargetkan infrastruktur sipil vital di pelabuhan Ukraina tenggara.

Serangan Rusia telah melumpuhkan aliran air, tiang pemancar siaran TV, dan listrik kota tersebut.  Rusia juga menghalangi pengiriman pasokan kebutuhan maupun evakuasi warga.

"Mereka menghancurkan pasokan makanan, mengepung kami, seperti di Leningrad dulu," kata Dewan lewat pernyataan pada Kamis (3/3/2022).

Timeline invasi Rusia ke Ukraina - (Tim infografis Republika)

Dewan mengibaratkan serangan Rusia saat ini seperti peristiwa Siege of Leningrad, yakni pengepungan Nazi Jerman di kota Soviet--yang sekarang dikenal sebagai St Petersburg--selama Perang Dunia II. Sekitar 1,5 juta orang meninggal dalam pengepungan selama lebih dari dua tahun tersebut.

"Sengaja, selama tujuh hari, mereka menghancurkan infrastruktur pendukung kehidupan kritis (Mariupol). Kami tidak lagi memilik penerangan, air, dan pemancar," kata dewan.

sumber : Antara, Reuters, AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler