JDP Serukan TPNPB dan TNI-Polri Akhiri Konflik di Papua
Bentrok senjata TNI-Polri dan TPNPB akan selalu melahirkan korban.
REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI – Jaringan Damai Papua (JDP) menyerukan kepada para pihak di Papua seperti Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN PB) dan TNI-Polri untuk mengakhiri konflik melalui dialog damai. TNI diminta tidak melakukan ‘operasi balas dendam setelah penyerangan dan penembakan di Kabupaten Puncak.
"Kami serukan agar TPNPB maupun aparat TNI dan Polri agar segera akhiri penggunaan kekerasan dalam menangani berbagai situasi di seluruh Papua ini," ujar juru bicara JDP, Yan Christian Warinussy dalam siaran pers di Manokwari, Papua Barat, Jumat (4/3/2022) malam.
JDP menyatakan turut berbelasungkawa atas peristiwa penyerangan dan penembakan yang menewaskan delapan orang karyawan PT.Tower Palapa Timur Telematika (PT. PTT) di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Papua. Juru bicara JDP juga menyerukan agar Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurrahman, untuk tidak melakukan tindakan 'operasi balas dendam', melainkan segera mendorong dilakukannya langkah persiapan dialog damai internal dengan kelompok TPNPB.
JDP juga menyoroti peristiwa penembakan lain di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua yang mengakibatkan seorang prajurit TNI dari Batalyon R 408/SBH terluka. "Peristiwa ini juga patut disesali dan harus disikapi melalui langkah pendekatan damai untuk menyudahi pertikaian bersenjata antara aparat keamanan (TNI dan Polri) dengan TPN PB yang senantiasa berlangsung terus-menerus di Papua," ujarnya.
Warinussy mengatakan, JDP mendorong segera dimulainya persiapan pelaksanaan dialog damai dengan diawali jeda kemanusiaan (Humanitarian Pause) guna memastikan warga sipil di sekitar lokasi kontak senjata senantiasa mendapat akses kepada bantuan kemanusiaan, pelayanan medis, pelayanan gizi dan pendidikan. Menurut JDP mengangkat senjata antara TNI dan Polri dengan TPN PB akan selalu melahirkan korban di antara kedua belah pihak bahkan warga sipil turut menjadi korban.
"Tetapi jika dimulainya sebuah pendekatan dialog, justru akan menjadi cara penyelesaian yang tidak akan membunuh siapa pun diantara mereka yang selama ini terus menerus bertikai di Papua," katanya.