Tiga Gejala Long Covid yang Baru Terasa Enam Bulan Kemudian
Studi Denmark ungkap tiga gejala long Covid yang terasa 6 bulan setelah sembuh Covid.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi baru dari Denmark mengidentifikasi bahwa long Covid dapat membuat orang merasakan tiga gejala khas yang membedakannya dari penyakit lain. Sebanyak 53 persen penyintas mengaku mengalaminya enam bulan hingga satu tahun setelah sembuh dari Covid-19.
Berdasarkan studi pracetak yang belum ditinjau ilmuwan lain itu, peneliti State Serum Institute di Denmark mengungkapkan bahwa gejala long Covid tersebut mencakup kesulitan berkonsentrasi, masalah tidur, dan kelelahan fisik. Gejalanya terungkap lewat studi yang melihat seberapa sering orang menderita masalah yang berkaitan dengan long Covid.
Dilansir laman Express, Kamis (17/3/2022), orang disebut menderita long Covid ketika mengalami gejala-gejala Covid-19 dalam jangka waktu yang lama. Biasanya, gejala bertahan lebih dari 12 pekan.
Long Covid bisa sulit diobati karena gejalanya bisa berbeda dari orang ke orang. Faktanya, saat ini tidak ada obat untuk long Covid.
Long Covid juga bisa berbeda-beda tingkat keparahannya. Bagi sebagian orang, kondisi ini bisa menjadi gejala ringan yang datang dan pergi.
Bagi yang lain, long Covid dapat terasa menghancurkan. Beberapa di antaranya sampai tidak dapat bekerja atau berjalan lebih dari beberapa meter.
Kesadaran terhadap long Covid telah meningkat di Inggris setelah sebuah laporan Kantor Statistik Nasional (ONS) menunjukkan bahwa lebih dari 1,5 juta orang secara nasional saat ini hidup dengan kondisi tersebut. Selain itu, dua film dokumenter mengenai kondisi Derek Draper, suami jurnalis Kate Garraway, yang memperlihatkan perjuangannya dengan long Covid sejak terinfeksi pada 2020 juga membuka mata masyarakat.
Peningkatan jumlah orang yang menderita atau hidup dengan long Covid terjadi beberapa pekan setelah Inggris mencabut pembatasan Covid-19 yang terakhir. Selain mencabut kewajiban memakai masker, kewajiban hukum untuk mengisolasi diri jika seseorang dinyatakan positif Covid-19 juga sudah ditiadakan.
Langkah tersebut telah menuai kritik dari para ilmuwan yang mengatakan tidak ada bukti yang mendukung keputusan untuk mencabut pembatasan saat ini. Sementara itu, laporan lain dari ONS menunjukkan bahwa kasus Covid-19 meningkat di seluruh Inggris dengan hingga satu dari 25 orang kini terinfeksi virus.
Di Skotlandia, jumlahnya satu dari 18. Para ilmuwan meyakini bahwa sub-varian omicron BA.2 alias "Son of Omicron" sekarang menjadi varian yang dominan. Dalam beberapa hari terakhir, kasus akibat infeksi varian lain, deltacron, telah ditemukan.