Kasus Melonjak, Inggris Temukan Dua Gejala Langka Covid-19
Satu dari lima penderita Covid-19 di Inggris mengalami gejala langka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan kasus Covid-19 yang tinggi telah mencetak rekor baru di Inggris. Di tengah lonjakan kasus ini, Inggris juga menemukan adanya gejala langka yang dialami oleh para pasien Covid-19.
"Kasus Covid-19 saat ini berada pada level tertinggi dari yang pernah dicatat oleh ZOE Covid Study," ujar peneliti dari King's College London dan kepala ZOE Symptom Tracker App Profesor Tim Spector, seperti dilansir Express, Jumat (18/3/2022).
Menurut ZOE Covid Study, total kasus harian bergejala di Inggris sudah mencapai 258.155 kasus. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sampai 47 persen dibandingkan kasus pekan sebelumnya yaitu 175.189 kasus.
ZOE Covid Study juga terus memantau tren gejala yang dilaporkan para pasien Covid-19 melalui aplikasi. Sejauh ini, gejala yang paling umum ditemukan adalah hidung beringus dengan persentase sebesar 80 persen.
Di samping itu, studi ini juga menemukan adanya laporan gejala-gejala Covid-19 yang "langka" atau jarang ditemukan. Gejala tersebut meliputi telinga berdenging dan nyeri otot tak biasa. Gejala ini ditemukan pada satu dari lima kasus Covid-19 bergejala.
Prof Spector mengatakan, saat ini kasus Covid-19 sedang mengalami peningkatan, khususnya di antara lansia berusia di atas 75 tahun. Oleh karena itu, Prof Spector mengimbau agar masyarakat menjalani tes dan melakukan isolasi mandiri bila merasakan gejala Covid-19.
"Kelompok rentan ini (lansia di atas 75 tahun) memiliki angka kasus yang rendah selama berbulan-bulan," ungkap Prof Spector.
Bila mengacu pada data, Prof Spector mengungkapkan bahwa pandemi belum berakhir. Justru, kondisi pandemi tampak semakin tidak bisa diprediksi.
ZOE Covid Study mengumpulkan informasi dari laporan yang diunggah oleh para pengguna ZOE Symptom Tracker App. Hingga saat ini, ZOE Covid Study memiliki sekitar 840 ribu kontributor per pekan.