Panjang Jari Tangan Bisa Prediksi Keparahan Covid-19, Jari Apa yang Dilihat?

Panjang jari kelingking vs jari lainnya bisa jadi prediktor keparahan Covid-19.

Antara
Jari tangan (ilustrasi). Studi mengungkap bahwa pasien dengan rasio panjang jari kelingking yang relatif lebih pendek dibandingkan jari lainnya cenderung mengalami gejala Covid-19 berat.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panjang jari tangan diketahui berkaitan dengan paparan terhadap testosteron saat janin. Rasio panjang jari kerap dihubungkan dengan ukuran penis, sifat, preferensi makanan, dan bahkan risiko keparahan Covid-19.

Hubungan panjang jari dan risiko keparahan Covid-19 disoroti dalam sebuah studi yang dipimpin oleh Swansea University, Wales, Inggris. Studi ini melibatkan 54 orang partisipan yang pernah dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dan 100 orang sehat yang tak pernah terkena Covid-19 sebagai kelompok pembanding.

Melalui studi ini, tim peneliti mengukur rasio jari tangan untuk mengetahui perbedaan panjang jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking. Dari pengukuran ini, tim peneliti berhasil menemukan adanya beberapa perbedaan.

Tim peneliti mengatakan, pasien dengan rasio panjang jari kelingking yang relatif lebih pendek dibandingkan jari lainnya cenderung mengalami gejala Covid-19 berat. Selain itu, pasien dengan perbedaan panjang jari kelingking yang besar dengan jari-jari lainnya juga cenderung mengalami sakit Covid-19 lebih berat.

Studi ini tidak memaparkan dengan jelas mengenai kriteria jari kelingking yang bisa dianggap pendek. Akan tetapi, jari kelingking umumnya bisa dikatakan pendek bila panjang jari kelingking lebih pendek dibandingkan sendi paling atas jari manis.

Temuan dalam studi ini dinilai mendukung pandangan bahwa individu dengan kadar testosteron yang rendah dan/atau estrogen yang tinggi cenderung lebih rentan terhadap Covid-19 berat. Seperti diketahui, panjang jari tangan diketahui berkaitan dengan testosteron.

"Temuan kami mengindikasikan bahwa keparahan Covid-19 berkaitan dengan testosteron rendah dan kemungkinan estrogen tinggi pada pria dan wanita," ujar ketua tim peneliti Prof John Manning, seperti dilansir The Sun, Sabtu (2/4/2022).

Peneliti juga menemukan bahwa pasien yang memilki perbedaan besar dalam rasio 2D:4D dan 3D:5D pada tangan kanan dan kiri memiliki risiko lebih besar untuk membutuhkan perawatan di rumah sakit. Rasio 2D:4D dihitung dengan membagi panjang jari telunjuk dengan panjang jari manis di tangan yang sama. Rasio 3D:5D dihitung dengan membagi panjang jari tengah dengan jari kelingking.

Prof Manning menilai, temuan ini signifikan karena memiliki kemungkinan untuk bisa mengidentifikasi dengan pasti siapa yang akan lebih rentan mengalami Covid-19 berat. Hal ini nantinya bisa sangat bermanfaat dalam menentukan target vaksinasi.

Baca Juga


Tim peneliti juga menemukan ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan keparahan Covid-19. Faktor tersebut di antaranya adalah usia, jenis kelamin, dan masalah kesehatan yang mendasari.

Sebelumnya, Prof Manning juga mempelajari panjang jari manis pada awal pandemi. Saat itu, ditemukan bahwa orang yang memiliki jari manis panjang cenderung memiliki kadar testosteron sebelum lahir yang lebih tinggi dibandingkan orang dengan jari telunjuk panjang.

Secara umum, pria dengan jari manis yang lebih panjang dan wanita dengan jari telunjuk yang lebih panjang juga kerap menjadi pertanda adanya paparan estrogen yang lebih tinggi.

"Dari temuan kami, pria dengan jari manis yang panjang mungkin akan mengalami gejala ringan dan bisa kembali bekerja," ujar Prof Manning.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler