Hindari PMK Pada Hewan Kurban, Ini Saran Dosen IPB
Panitia hewan kurban harus memastikan hewannya sehat.
Kampus—Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat. Apalagi saat ini PMK merebak menjelang Hari Raya Kurban.
“Penyakit ini sangat menular, tingkat kesakitan atau morbiditas yang relatif tinggi mencapai 100 persen, tetapi tingkat kematiannya rendah,” ungkap Dr Denny Widaya Lukman, dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University pada acara talkshow ”Pemilihan dan Penanganan Pangan Asal Hewan dari Hewan Rentan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)”, seperti dikutip dari laman ipb,ac,id
Kematian dilaporkan dalam kasus PMK, papar Denny, paling tinggi hanya lima persen dan pada ternak muda bisa mencapai 20 persen. Kematian ini disebabkan karena hewan tidak mampu makan atau minum sehingga kekurangan zat nutrisi.
”Gejala hewan yang terjangkit PMK ditandai dengan lepuh atau sariawan di mulut serta keluar air liur yang kental dan berbusa di sekitar mulut, dan terdapat luka pada kaki hewan,” imbuhnya.
Denny menjelaskan hewan yang rentan terserang PMK ialah hewan yang berkuku genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Ia mengimbau, pemilik ternak, pengelola kandang, dokter hewan, paramedik, serta orang yang kontak langsung dengan hewan harus memperhatikan kebersihan dan sanitasi diri. Hal ini dalam rangka agar tidak menulari hewan yang masih sehat.
Denny menyampaikan tips berbelanja di pasar dengan aman dalam menghadapi virus PMK. Ia menyarankan agar membeli produk daging di penjual yang sudah dikenal. Menurutnya pembelian daging sebaiknya menggunakan wadah agar tidak mencemari lingkungan
”Masyarakat yang hendak mengolah daging dengan merebus terlebih dahulu atau dimasukkan ke freezer yang tujuannya untuk mematikan virus yang ada di dalam daging tersebut,” sarannya.
Sebagai antisipasi penyebaran virus PMK, menurut Denny, masyarakat atau panitia hewan kurban saat Idul Adha perlu melakukan beberapa hal. Pertama, pastikan bahwa hewannya sehat disertai surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal. Kedua, berkoordinasi dengan petugas dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan. Ketiga, jika terdapat hewan yang terjangkit PMK segera laporkan.
“Setiap kota atau kabupaten memiliki hotline sehingga bilamana terjadi hal yang dicurigai dapat melaporkan melalui hotline tersebut,” sarannya.
Acara talkshow ini merupakan kolaborasi Sapa Agrianita SKHB IPB University dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Persatuan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI). Kegiatan yang diselenggarakn pada Senin (23/05/22) bertujuan untuk menjawab kekhawatiran masyarakat terkait mewabahnya virus PMK, bagaimana menghadapi wabah PMK pada hewan, serta cara pemilihan dan penanganan produk hasil hewan yang rentan terkena PMK.
Baca juga :
Fakultas Kedokteran IPB akan Fokus pada Agromaritim dan Biomedicine
Kampus Terkemuka Harus Diarahkan Menjadi Universitas Riset
IPB University Masuk 276 Leading Innovators di Asia Selatan dan Asia Tenggara
IPB University Wisuda Perdana Peserta Sekolah Pemerintahan Desa
Ikuti informasi penting setiap hari dari kampus.republika.co.id. Silakan mengirim masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com