PM Australia Singgah di Pabrik Terigu Keempat Terbesar di Dunia di Makassar

Seperti pabrik terigu lainnya, Indonesia menggunakan gandum Australia berkualitas

EPA-EFE/LUKAS COCH
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese melambai setibanya di Makassar, Indonesia, 07 Juni 2022. Bapak Albanese berada di Indonesia dalam kunjungan resmi dua hari untuk Pertemuan Pemimpin Tahunan.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese singgah ke Makassar dalam kunjungannya ke Indonesia pada Selasa (7/6/2022). Ini merupakan salah satu rangkaian kunjungan resmi pertamanya setelah menjabat sebagai Perdana Menteri.

Albanese didampingi  Menteri Luar Negeri Senator Penny Wong, Menteri Perdagangan Senator Don Farrell, Menteri Perindustrian Ed Husic, dan Anggota Solomon Luke Gosling OAM. Indonesia merupakan negara pertama kunjungan bilateral pertama Albanese.

Di Makassar ia berkunjung ke Eastern Pearl Flour Mill, pabrik terigu terbesar keempat di dunia. Dalam siaran pers Kedutaan Besar Australia di Jakarta disebutkan Eastern Pearl, seperti pabrik terigu lainnya di Indonesia, menggunakan gandum Australia berkualitas tinggi untuk menghasilkan tepung yang digunakan dalam produk seperti mie dan roti.

Albanese dan delegasi juga bertemu bertemu dengan Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, para alumni Australia dan mahasiswa di Universitas Hasanuddin.

Kunjungan pertama Perdana Menteri Australia dan anggota Kabinet seniornya ini menandakan kerja sama yang mendalam antara Indonesia Timur dengan Australia dan menunjukkan pentingnya hubungan bilateral bagi Pemerintah Australia.

“Indonesia adalah salah satu tetangga terdekat kami, karena itu saya berkomitmen untuk berkunjung secepatnya kedua negara kita memiliki sejarah panjang kerja sama dan persahabatan, dan Pemerintahan saya akan bekerja sama dengan Indonesia untuk memperdalam hal ini,” kata Albanese.

“Saya berharap dapat membangun hubungan kita lebih jauh, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan kita dan mempromosikan kerja sama di bidang iklim, infrastruktur dan energi,” Perdana Menteri Albanese menambahkan.

Dalam Pertemuan Pimpinan Tahunan di Jakarta, Perdana Menteri dan Presiden Widodo membahas tentang perdagangan dan investasi bilateral, kerja sama di bidang iklim dan energi, serta kepentingan regional dan global.

Hal yang sangat penting adalah keinginan kedua belah pihak untuk membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia, termasuk untuk meneruskan dana infrastruktur dan iklim senilai 200 juta dolar Australia yang diusulkan Canberra dan Jakarta.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler