Pasukan Rusia Mulai Merangsek ke Kota Lysychansk
Saat ini tentara Rusia tengah bergerak maju ke kota Lysychansk, Luhansk.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Inggris terus memantau pergerakan pasukan Rusia di wilayah timur Ukraina. Mereka mengungkapkan, saat ini tentara Rusia tengah bergerak maju ke kota Lysychansk, Luhansk.
“Sejak 19 Juni, pasukan Rusia kemungkinan besar telah maju lebih dari lima kilometer menuju pendekatan selatan kota Donbas, Lysychansk,” kata Kementerian Pertahanan Inggris lewat akun Twitter resminya, Kamis (23/6/2022).
Saat ini Rusia memang sedang berusaha merebut Luhansk dan Donetsk. Pada 21 Februari lalu, Moskow telah mengakui kemerdekaan dua wilayah tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin mengabaikan peringatan Barat bahwa pengakuan semacam itu ilegal dan dapat membenamkan potensi negosiasi damai. Pada 24 Februari, Rusia mulai melancarkan agresi ke Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia terus melancarkan serangan udara dan artileri besar-besaran ke wilayah Donbas. Menurut dia, Moskow ingin menghancurkan wilayah tersebut. “Ada serangan udara dan artileri besar-besaran di Donbas. Tujuan penjajah di sini tidak berubah, mereka ingin menghancurkan seluruh Donbas selangkah demi selangkah,” kata Zelensky dalam sebuah pesan video yang dirilis Kamis (23/6/2022) pagi.
Menurutnya, itulah sebabnya pemerintahannya berulang kali menyerukan sekutu atau Barat untuk mempercepat pengiriman bantuan senjata ke Ukraina. “Yang dibutuhkan dengan cepat adalah keseimbangan di medan perang guna menghentikan armada jahat ini dan mendorongnya keluar dari perbatasan Ukraina,” ucap Zelensky.
Selain di Donbas, saat ini Rusia pun sedang menggempur Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang terletak dekat perbatasan kedua negara. Serangan Rusia pada Selasa dan Rabu lalu dianggap yang terburuk dalam berminggu-minggu terakhir.
“Tidak ada jeda dalam penembakan warga sipil oleh penjajah Rusia. Ini adalah bukti bahwa kami tidak dapat mengharapkan skenario yang sama seperti Chernihiv atau Kiev, dengan pasukan Rusia mundur di bawah tekanan,” kata Gubernur Kharkiv Oleh Synehubov lewat akun Telegram-nya.