Valium Makin Sering Diresepkan untuk Anak dan Remaja Inggris, Ini Bahayanya
Setiap hari, ada 350 persetujuan penggunaan Valium yang dikeluarkan di Inggris.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah anak di Inggris yang diresepkan obat antidepresan seperti Valium mengalami peningkatan selama empat tahun terakhir, terutama sejak awal pandemi Covid-19. Merujuk data Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), ada 350 persetujuan penggunaan obat yang dikeluarkan setiap harinya di Inggris.
Angka-angka yang dirilis di House of Lords menjadi peringatan bahwa anak-anak dan remaja perlu mendapat perhatian khusus terkait perawatan kesehatan mental. Obat-obatan diklasifikasikan sebagai hipnotik yang dirancang untuk membantu gangguan tidur, dan ansiolitik, yakni kategori obat yang digunakan untuk mencegah kecemasan dan mengobati depresi yang terkait dengan gangguan kecemasan.
Ini termasuk Librium dan Valium dan bisa sangat membuat efek candu. Marcantonio Spada, seorang profesor perilaku adiktif dan kesehatan mental yang ikut mengembangkan pedoman nasional tentang cara membantu pasien terbebas dari obat antidepresan mengatakan obat tersebut sangat berbahaya dan anak-anak bisa menjadi ketergantungan seumur hidup.
"Saya khawatir resep ini digunakan sebagai tameng karena sistem tidak dapat mengatasi jumlah orang yang mengalami masalah kesehatan mental. Tapi, obat-obatan itu tidak menyelesaikan masalah dan berpotensi menyebabkan kecanduan jangka panjang yang serius. Siapa yang akan merawat orang-orang ini ketika mereka mencoba lepas dari obat-obatan tersebut?" kata Spada, seperti dilansir dari Express, Senin (4/7/2022).
Konsultan psikiater anak dan remaja Prof Sami Tamimi mengatakan bahwa statistik ini sangat mengejutkan. Ia juga sepakat bahwa meresepkan obat seperti Valium kepada anak dan remaja sama dengan menjebak mereka pada masalah mental seumur hidupnya.
"Jika Anda menempuh rute untuk meningkatkan diagnosis dan pengobatan serta meningkatkan obat-obatan, Anda membuat mereka berpotensi mengalami perjuangan seumur hidup dengan berpikir bahwa ada sesuatu yang salah di dalam diri mereka yang entah bagaimana perlu mereka tekan atau kendalikan," kata Tamimi.
Data terpisah dari The Pharmaceutical Journal menunjukkan resep antidepresan untuk anak-anak berusia lima hingga 12 tahun naik lebih dari 40 persen antara 2015 hingga 2021. Angka tersebut memuncak pada Maret 2020 setelah dimulainya lockdown pertama, meningkat 15 persen dibandingkan Maret 2019.
Pada bulan yang sama, jumlah pasien unik berusia 0–17 tahun yang diberi resep antidepresan mencapai puncaknya pada Inggris. Sebanyak 17.902 perempuan dan 9.855 laki-laki meresepkan antidepresan.
"Angka-angka ini adalah tanda lain yang mengkhawatirkan dari krisis dalam layanan kesehatan mental bagi kaum muda. Banyak anak muda benar-benar berjuang untuk mendapatkan akses ke pelayanan medis," kata Olly Parker, Kepala Urusan Eksternal di YoungMinds.
"Obat dapat memainkan peran penting dalam membantu orang muda mengelola kesehatan mental mereka, tetapi tidak boleh menjadi pengganti terapi seperti konseling," ujar dia.
Komentar ini menyusul kasus bunuh diri Robyn SKilton (14 tahun) dari Horsham, West Sussex, yang gantung diri di sebuah taman pada Mei tahun lalu. Terlepas dari kekhawatiran nyata tentang kesehatan mentalnya, Robyn tidak pernah mendapat jadwal konsultasi tatap muka selama pandemi.
Seorang juru bicara NHS mengatakan bahwa pandemi pasti berdampak pada kesehatan mental warga dan NHS mendukung lebih banyak anak dan remaja daripada sebelumnya.
"Itulah sebabnya NHS mempercepat peluncuran Rollout 24/7 secara nasional, memberikan dukungan kepada ratusan ribu anak-anak dan orang dewasa setiap bulan, meluncurkan layanan krisis yang komprehensif, termasuk perawatan di rumah intensif untuk anak-anak dan remaja, dan telah menawarkan hingga 2,4 juta siswa dukungan kesehatan mental di sekolah," kata NHS.