Pakar: Orang yang Pernah Terkena Versi Awal Omicron Bisa Terinfeksi BA.4 dan BA.5

Pakar sebut reinfeksi Covid-19 bisa terjadi kapan saja.

www.freepik.com.
Pakar sebut reinfeksi Covid-19 bisa terjadi kapan saja.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang yang sudah pernah mengidap Covid-19 bisa terinfeksi ulang kapan saja. Para pakar menyoroti bahwa Covid-19 tidak hanya menjangkiti sekali dan selesai dengan mencontohkan beberapa kasus infeksi ulang.

Baca Juga


Pasien yang pernah terinfeksi strain awal Covid-19 dapat terserang kembali oleh varian delta. Begitu pun mereka yang sudah terinfeksi varian delta dapat kembali terinfeksi dengan omicron.

Walaupun seseorang belum pernah terinfeksi corona sama sekali, tidak menutup kemungkinan dia terinfeksi oleh subvarian omicron BA.5 atau BA.4. Saat ini, kedua subvarian tersebut sedang dominan di sejumlah negara.

Pada hari-hari awal pandemi, reinfeksi dilaporkan sebagai fenomena langka. Berbanding terbalik dengan kondisi saat ini, yang dianggap tidak terhindarkan dari kehidupan di tengah pandemi dan dengan hadirnya berbagai varian baru.

Salah satu tinjauan proyeksi pada Mei 2022 menyebutkan seseorang diprediksi akan mengidap Covid-19 sekitar sekali setiap tahun. Saat proyeksi digagas, varian yang dominan di Amerika Serikat adalah BA.2.

Pada bulan tersebut, BA.2 yang dijuluki "stealth omicron" mengemuka sebab mampu menghindari deteksi pada tes PCR. Hanya dua bulan kemudian, kini BA.2 tidak lagi dianggap mengancam, karena tergeser BA.4 dan BA.5.

Keduanya dianggap sebagai versi Covid-19 yang paling bisa berkelit menghindari kekebalan dari infeksi sebelumnya dan vaksinasi. Para ahli menilai itu sebagai kondisi baru lagi untuk kasus reinfeksi.

Ilmuwan senior di Johns Hopkins, Amesh Adalja, mengatakan bahwa seseorang yang pernah terinfeksi Covid-19 oleh omicron awal, yakni BA.1, tidak mungkin kembali terserang Covid-19 subvarian BA.2. "Tetapi seseorang yang pernah terkena versi awal omicron sangat mungkin terinfeksi kembali dengan BA.4 atau BA.5," ungkap Adalja.

Masih ada perdebatan apakah vaksin yang ada saat ini tetap bertahan melawan BA.5, mengingat vaksin 15 persen kurang efektif terhadap omicron daripada delta, bahkan dengan booster. Tidak mengejutkan jika akan terlihat penurunan perlindungan lebih lanjut.

BA.4 dan BA.5 pertama kali terdeteksi di AS pada akhir Maret 2022. Subvarian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu dengan cepat menyebar, berpotensi menyebabkan gelombang penularan berkelanjutan.

"Omicron BA.5 adalah versi terburuk dari virus yang telah kita lihat," tutur profesor kedokteran molekuler di Scripps Research, Eric Topol, dikutip dari laman Fortune, Rabu (13/7/2022).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler