Dongkrak Omzet, Jokowi Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan Platform Daring

Jokowi menekankan pentingnya digitalisasi usaha UMKM untuk memasarkan produknya

ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Pelaku UMKM melayani delegasi yang memilih perhiasan saat ekshibisi digitalisasi sistem pembayaran untuk UMKM di pameran, (ilustrasi).
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar menjual produknya dengan memanfaatkan platform daring guna mendongkrak omzet usahanya.

Hal itu disampaikannya usai berdialog dengan sejumlah pelaku usaha mikro yang sukses meningkatkan usahanya dengan menggunakan berbagai aplikasi daring di acara Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) Perseorangan Tahun 2022 di Gedung Olahraga Nanggala Kopassus, Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Wageningtyas, pelaku UMKM yang berjualan roti bakar Bandung menceritakan omzet dagangannya yang saat ini sudah mencapai hingga Rp 1 juta per hari. Kepada Jokowi, ia mengaku telah memanfaatkan berbagai aplikasi daring seperti Gojek, Grab, Traveloka Eats, dan Shopee, terutama di masa pandemi Covid-19.

“Omzet sekarang sudah mencapai 1 juta per hari. Berkat online Pak, jadi selama pandemi kami usaha ini terbantu dengan aplikasi online,” ujar Wage.  

Mendengar cerita ibu Wage, Jokowi pun menekankan pentingnya digitalisasi usaha UMKM untuk memasarkan berbagai produknya. “Jadi yang namanya digitalisasi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah itu sekarang ini wajib. Jadi bapak, ibu, yang belum masuk marketingnya ke dunia online, segera masuk ke aplikasi, apapun platformnya” ujar Jokowi.

Karena itu, Jokowi pun mendorong para pelaku UMKM lainnya agar juga memanfaatkan aplikasi daring. Namun, ia mengingatkan para pelaku usaha agar juga meningkatkan kesiapan produksinya jika memasarkan produknya lewat aplikasi daring.

“Tetapi ingat, kalau sudah yang namanya masuk ke pasar online kesiapan produksi harus betul-betul siap. Jangan sampai kita hanya produksi bisa 100, nanti pesanannya 10 ribu. Ada banyak kejadian seperti itu dan tidak siap. Jadi harus mempersiapkan diri kalau ordernya banyak. Saya kira bagus bisa masuk ke pasar-pasar online,” jelasnya.

Sementara itu, pelaku UMKM lainnya yakni Ngadimin, seorang penjual mi ayam asal Bojonegoro juga mengaku berhasil meningkatkan usahanya dengan memanfaatkan aplikasi daring. Ia mengatakan bisa mendapatkan omzet antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per harinya dan 90 persen di antaranya dihasilkan dari pesanan lewat aplikasi daring.

“Omzet sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Alhamdulillah berkat online. Justru omzet saya 90 persen itu online,” ujar Amin kepada Jokowi.

Amin juga menceritakan, dengan adanya berbagai platform daring tersebut membuatnya tidak perlu memiliki kios di lokasi yang strategis untuk berjualan. Saat memulai usahanya, Amin berjualan mie ayam dari rumah yang ia sewa.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler