6 BUMN Bakal Menyusul Gabung dalam Holding Danareksa

Saat ini holding Danareksa baru beranggotakan 10 BUMN.

ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berjabat tangan dengan Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Danareksa Robert Pakpahan (kanan) disaksikan Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono (kiri) usai meluncurkan Holding BUMN Danareksa di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Danareksa diresmikan menjadi holding yang membawahi beberapa perusahaan lintas sektor untuk memperkuat bisnis dan optimalisasi sumber daya perusahaan serta menjadi holding spesialis transformasi pertama milik BUMN yang berstandar dan berskala internasional.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding Danareksa menargetkan penambahan jumlah anggota holding hingga akhir tahun ini. Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Arisudono Soerono mengatakan, Danareksa selaku holding kini membawahi sepuluh BUMN.

Baca Juga


Sepuluh BUMN tersebut yakni PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT Nindya Karya, PT Balai Pustaka, dan PT Kliring Berjangka Indonesia.

"Akhir tahun ini dapat masuk lagi untuk konsolidasi tahap II. Targetnya paling cepat akhir tahun, kamu harap ada BUMN lagi yang masuk," ujar Ari saat peluncuran holding Danareksa di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Ari menyampaikan ada enam BUMN lain yang akan bergabung dalam holding Danareksa seperti Virama Karya, Yodya Karya, Indra Karya, Bina Karya, Perum Jasa Tirta I dan Perum Jasa Tirta II.

Ari menilai, penambahan anggota akan semakin meningkatkan kekuatan holding. Ari menyampaikan keseluruhan aset holding pada konsolidasi tahap pertama dengan sepuluh BUMN tercatat sebesar Rp 49,1 triliun. Sementara laba bersih konsolidasi pada 2020 tercatat sebesar Rp 468,6 miliar dan laba bersih 2021 sebesar Rp 796 miliar.

"(Dengan masuknya BUMN lain hingga akhir tahun), penambahan aset holding secara konsolidasi sekitar Rp 70 triliun, kalau laba bersih dengan konsolidasi tahap II ini masuk juga, itu totalnya untuk 2021 jadi Rp 1 triliun. Ini pertumbuhan yang cukup agresif," kata Ari.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler