Cancer Research UK: Suplemen Populer Ini Ada Kaitannya dengan Kanker Prostat

Masyarakat disarankan penuhi asupan zat gizi dari makanan alami alih-alih suplemen.

www.freepik.com.
Suplemen (Ilustrasi). Menurut Cancer Research UK, beberapa percobaan melaporkan insiden kanker prostat tingkat tinggi dan diabetes tipe dua yang lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi suplemen selenium.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tubuh memerlukan selenium untuk membantu sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, serta mendukung reproduksi. Seseorang bisa memenuhi kebutuhan selenium hariannya dengan menyantap makanan yang bervariasi dan seimbang, namun tidak demikian dengan suplemen selenium.

Penelitian terbaru mengungkap bahwa suplemen selenium yang populer telah dikaitkan dengan risiko perkembangan kanker prostat. Itu sebabnya lebih disarankan mendapatkan selenium dari makanan alami daripada suplemen yang tidak sepenuhnya murni.

"Beberapa percobaan melaporkan insiden kanker prostat tingkat tinggi dan diabetes tipe dua yang lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi suplemen selenium," ujar Cancer Research UK, dikutip dari laman Express, Selasa (26/7/2022).

Berkebalikan dari itu, studi lain justru menjumpai sebaliknya. Metaanalisis yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menyimpulkan bahwa paparan selenium tinggi mungkin memiliki efek berbeda pada jenis kanker tertentu.

"Selenium menurunkan risiko kanker payudara, kanker paru-paru, kanker esofagus, kanker lambung dan kanker prostat, tetapi tidak terkait dengan kanker kolorektal, kanker kandung kemih, dan kanker kulit," kata peneliti.

Baca Juga


Menurut Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC), mengonsumsi suplemen selenium sebanyak 350μg atau kurang dalam sehari tidak akan menyebabkan bahaya. Idealnya, jumlah selenium yang dibutuhkan adalah 75μg sehari untuk pria (19 hingga 64 tahun) dan 60μg sehari untuk perempuan (19 hingga 64 tahun).
 
"Anda harus bisa mendapatkan semua selenium yang Anda butuhkan dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang yang mencakup daging, ikan, atau kacang-kacangan," ungkap DHSC.
 
Cancer Research UK tetap mengeluarkan peringatan tentang mengonsumsi suplemen makanan. Badan amal itu menyatakan, tidak ada bukti yang dapat dipercaya bahwa suplemen makanan atau nutrisi dapat mencegah, menyembuhkan, atau mengendalikan pertumbuhan kanker.

"Konsultasikan dengan dokter spesialis Anda sebelum mengonsumsi suplemen apapun untuk memastikan itu tidak akan mengganggu pengobatan kanker yang dijalani," ucap Cancer Research UK.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler