Kebiasaan Makan Seperti Ini Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Mematikan

Peningkatan risiko ini bisa tetap terjadi meski Anda rajin berolahraga.

www.freepik.com
Kebiasaan makan seperti ini bisa meningkatkan risiko penyakit mematikan. (ilustrasi)
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola makan memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan tubuh secara umum. Kebiasaan makan yang keliru bisa membawa risiko yang mematikan.

Baca Juga


Menurut sebuah studi terbaru dalam BMJ Sports Medicine, kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat secara rutin bisa meningkatkan beberapa risiko yang membahayakan kesehatan. Peningkatan risiko ini tetap terjadi meski Anda rajin berolahraga.

Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari University of Sydney dengan menggunakan data dari UK Biobank pada periode April 2007 hingga Desember 2020. Ada sebanyak 346.627 data warga Inggris yang digunakan dalam studi ini.

Dari data-data yang terkumpul, tim peneliti akan menilai diet atau pola makan seperti apa yang dijalan oleh masing-masing individu. Diet ini terbagi menjadi dua yaitu diet berkualitas tinggi dan diet berkualitas rendah.

Diet berkualitas tinggi ditandai dengan kebiasaan mengonsumsi minimal 4,5 cangkir buah atau sayur per hari dan minimal dua porsi ikan per pekan. Diet berkualitas tinggi juga ditandai dengan tidak mengonsumsi lebih dari dua porsi sajian daging olahan per pekan dan mengonsumsi kurang dari 5 porsi daging merah per pekan.

Di sisi lain, diet berkualitas rendah merupakan diet yang tak memenuhi kriteria diet berkualitas tinggi. Selain itu, diet berkualitas rendah juga memiliki konsumsi daging merah dan makanan olahan yang tinggi, serta konsumsi buah, sayur, atau ikan yang rendah.

Hasil analisis menunjukkan, menerapkan diet berkualitas tinggi dan berolahraga secara rutin bisa menurunkan risiko penyakit mematikan hingga 17 persen. Sebaliknya, diet berkualitas rendah dapat meningkatkan risiko kematian.

Selain itu, diet berkualitas rendah juga meningkatkan risiko terjadinya risiko penyakit kardiovaskular sebesar 19 persen. Risiko kanker terkait adipositas (PDAR) sebesar 27 persen.

"Saya 100 persen setuju dengan temuan ini. Anda tak bisa melakukan olahraga untuk mengompensasi pola makan yang tidak sehat," ujar ahli gizi klinis senior, Dana Ellis Hunnes, seperti dilansir Eat This Not That, Selasa (2/8/2022).

Hunnes mengatakan, komposisi makanan yang dikonsumsi dalam pola makan sehari-hari sangat penting untuk dijaga. Menurut Hunnes, dampak buruk dari pola makan yang tak sehat tidak bisa ditutupi begitu saja hanya dengan olahraga.

"Semakin konsisten kita menerapkan diet sehat dan berolahraga, semakin konsisten pula kesehatan kita," ujar Hunnes.

Selain itu, Hunnes juga mengungkapkan bahwa diet berkualitas tinggi berkaitan dengan harapan hidup yang lebih panjang. Hunnes juga merekomendasikan masyarakat untuk mengonsumsi makanan nabati lebih banyak dari kriteria yang ditentukan dalam studi.

"Saya pribadi juga lebih suka melibatkan lebih banyak makanan utuh," kata Hunnes.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler