Perubahan Nama RSUD DKI Jadi Rumah Sehat Dinilai Beri Aura Positif

Nama RSUD milik DKI di lima wilayah Jakarta diubah menjadi Rumah Sehat.

@aniesbaswedan
Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan mengubah nama rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi rumah sakit di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8/2022).
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Abdul Aziz, mendukung perubahan nama seluruh RSUD DKI Jakarta untuk diganti namanya menjadi Rumah Sehat sesuai perintah Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Menurut dia, dukungan itu dilakukan karena memberikan aura positif dan sugesti pada penyembuhan dan kesehatan.

Baca Juga


“Utamanya, agar yang sakit menjadi sehat,” kata Aziz kepada awak media di Jakarta, Kamis (4/8/2022).

Dengan adanya perubahan nama itu, dia berharap diiringi dengan peningkatan kualitas layanan dan fasilitas lainnya. Sehingga, kata dia, tidak ada lagi warga DKI Jakarta yang khawatir atau takut tidak bisa berobat selayaknya.

“Dan hak warga untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera dalam tujuan pembangunan berkelanjutan yang digagas sejak 2015 oleh PBB, dapat tercapai segera di negara kita sesuai targetnya sebelum 2030,” ujar dia.

Dia menjelaskan, perbaikan peningkatan kualitas itu memang perlu dilakukan, meski kualitas pelayanan rumah sakit sejauh ini dinilainya lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Menurutnya, hal itu terbukti dari penanganan Covid-19 yang sempat meninggi sebelumnya.

“Fasilitas publik yang harus selalu ditambah dan dilengkapi fasilitasnya sesuai dengan makin kompleksnya jenis penyakit yang ada karena tidak akan ada kata cukup untuk fasilitas, harus selalu ditambah,” ujarnya.

Meski demikian, Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengkritik perubahan nama sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DKI menjadi 'Rumah Sehat' oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurutnya, terobosan yang dimunculkan tidak begitu berdampak langsung pada masyarakat.

“Seharusnya memunculkan terobosan-terobosan program pembangunan atau pelayanan yang berdampak langsung kepada masyarakat,” kata Prasetyo.

Dia menyebut jika kebijakan Anies melenceng dan hanya berkutat pada pergantian nama. Padahal, dia menilai ada banyak sekali masalah yang masih terjadi di DKI Jakarta.

“Kemarin nama jalan sekarang rumah sakit. Stop deh bikin kebijakan ngawur," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengganti nama rumah sakit umum daerah (RSUD) milik DKI di lima wilayah Jakarta menjadi Rumah Sehat. Penjenamaan atau pencitraan itu, kata Anies, dilakukan agar sesuai fungsi pada nama yang digunakan.

“Mengapa penjemanaan dilakukan? karena selama ini RS kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang karena sakit dan untuk sembuh. Untuk sembuh (orang) harus sakit dulu, sehingga tempat ini menjadi tempat orang sakit,” kata Anies.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler