BMKG: Gempa M 5,9 di Mentawai tidak Berpotensi Tsunami
BMKG menyebut gempa ini termasuk jenis gempa dangkal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika merilis laporan gempa yang mengguncang wilayah Pantai Barat Laut Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat dengan magnitudo 5,9 pada Senin (29/8). BMKG menganalisis gempa kali ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,8 dengan episenter gempa terletak pada koordinat 1,04° LS ; 98,55° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak tiga kilometer arah Barat Laut Siberut Barat, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat pada kedalaman 16 km.
Plt Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa termasuk jenis gempa dangkal. "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut," kata Daryono dikutip dari siaran pers BMKG, Senin (29/8/2022).
Selain itu, hasil analisis mekanisme sumber juga menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Daryono menyampaikan, gempa berdampak dan dirasakan di daerah Siberut Utara dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Tuapejat dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Pasaman Barat, Padang, Painan, Nias Selatan dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), dan daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Kab. Solok, Solok Selatan dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.
Dia mengatakan, hingga pukul 06.20 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu gempa bumi susulan dengan magnitudo M 3,8. Daryono pun mengingatkan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Dia juga meminta masyarakat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau (inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.