Yayasan BUMN Jajaki Kerja sama Pengolahan Limbah dengan NGO Belanda

Untuk menyelesaikan persoalan limbah, perlu dilakukan riset terlebih dulu.

Republika/Muhammad Nursyamsi
Yayasan Badan Usaha Milik Negara (YBUMN) menjajaki peluang kerja sama dengan organisasi nonprofit internasional yang bergerak di bidang penanganan limbah, Waste Netherland International Foundation.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Yayasan Badan Usaha Milik Negara (YBUMN) menjajaki peluang kerja sama dengan organisasi nonprofit internasional yang bergerak di bidang penanganan limbah, Waste Netherland International Foundation. Hal ini disampaikan Ketua Yayasan BUMN Harjawan Balaningrath yang didampingi Direktur Eksekutif YBUMN Syafuan saat bertemu dengan Penasihat Manajemen Sanitasi dan Limbah Waste Gert de Bruijne dan Komunikasi dan Hubungan Internasional dari Waste Lauren Kroemer-Pope di Amsterdam, Belanda, akhir pekan kemarin.

Baca Juga


"Pertemuan ini membahas sejumlah hal mengenai pilot project program pengelolaan limbah yang sedang dilakukan YBUMN, sharing session, dan pembahasan tentang peluang kerja sama yang dapat dilakukan YBUMN dan Waste," ujar Ketua YBUMN Harjawan Balaningrath.

Harjawan menjelaskan tentang sejarah YBUMN serta fokus dan ruang lingkup pekerjaan yang selama ini dilakukan yaitu sosial, kemanusiaan, dan keagamaan. Selain itu, ucap Harjawan, YBUMN juga fokus sal. mengawal program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BUMN di bidang lingkungan, pendidikan, dan UMKM. 

Dalam pertemuan tersebut, Harjawan memaparkan pilot project atau proyek percontohan YBUMN tentang pengelolaan sampah di kawasan Wisata Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Harjawan menilai tantangan pengelolaan sampah di Indonesia secara umum dan juga rencana ke depan untuk pengembangan pilot project tersebut di wilayah lain di Indonesia agar menjadi program yang berkesinambungan. 

Penasihat Manajemen Sanitasi dan Limbah Waste Gert de Bruijne menyambut positif apa yang telah dilakukan Yayasan BUMN dan berbagi tips untuk pengelolaan limbah yang selama ini Waste lakukan. Gert mengatakan Waste yang telah bergerak di bidang pengelolaan limbah sejak 1983 awalnya melakukan riset kemudian dikembangkan menjadi aksi nyata pengelolaan limbah di berbagai negara, seperti Tanzania dan Uganda, India, Bangladesh, dan Indonesia tepatnya di Flores dan Yogyakarta untuk pengelolaan limbah plastik, sanitasi, toilet kering termasuk limbah manusia. 

Menurut Gert, untuk menanggulangi permasalahan lingkungan khususnya limbah, perlu adanya riset terlebih dahulu tenyang apa saja yang sudah dilakukan di lingkungan tersebut dan bagaimana situasi yang terjadi saat ini. Lalu kemudian perlu adanya komunikasi dan kerjasama dengan empat stakeholders utama, yaitu pemerintah setempat, sektor privat, komunitas, dan sektor keuangan. 

"Perlu adanya visi yang jelas dari keempat pihak tersebut dan membuat rencana jangka panjang misalnya lima atau seluluh tahun ke depan agar dapat berkesinambungan," ucap Gert.

Gert menyebut sektor privat merupakan kunci utama yang dapat melakukan pekerjaan ini, karena mereka tahu bagaimana cara mengelola daerahnya. Lalu dilanjutkan dengan pengoptimalan dana lokal yang ada, misalnya dari dana tahunan pemerintah daerah. Setelah itu perlu membangun semangat komunitas untuk bersama-sama menjaga lingkungan, dan terakhir barulah perlu adanya bantuan investasi dana dari sektor keuangan baik dari skala besar seperti bank maupun skala kecil atau mikro. 

"Jangan pakai donasi menjadi dana utama, tetapi maksimalkanlah empat kelompok tersebut," lanjut Gert. 

Gert menilai apabila suatu kelompok sekadar berdonasi, cenderung tidak muncul rasa memiliki dan kurang peduli. Tetapi jika membawa keempat kelompok tersebut akan memiliki kepentingan yang sama untuk daerahnya dan dapat bermanfaat bagi semua. 

"Sementara, kita dapat membantu memberikan saran teknis serta manajemen pengelolaan atau pun hal-hal lain yang dibutuhkan mereka," kata Gert.

Sebagai penutup diskusi, Waste menjelaskan tentang adanya peluang kerja sama dengan YBUMN untuk proyek mereka yang akan berjalan dengan IKEA untuk Indonesia. Mereka akan mendiskusikan lebih lanjut dengan pihak IKEA dan Yayasan BUMN akan melanjutkan komunikasi dengan Waste tentang peluang kerja sama internasional untuk Indonesia ini.

Hal ini juga sejalan dengan visi Erick Thohir selaku Ketua Dewan Pembina YBUMN yang mengharapkan agar YBUMN terus dapat berkolaborasi aktif dengan berbagai pihak, agar dapat terus memberikan dampak positif yang lebih luas bagi rakyat Indonesia serta mendukung terwujudnya Indonesia yang maju, makmur dan mendunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler