Mengapa Ibu Hamil Wajib Jaga Kadar Gula Darah Meski tak Idap Diabetes?
Meski tidak mengidap diabetes, ibu hamil wajib jaga kadar gula darahnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes Wismandari Wisnu mengingatkan ibu hamil untuk menjaga gula darahnya. Itu penting guna mencegah hal-hal buruk pada ibu dan bayi.
"Wajib hukumnya pada ibu hamil untuk menjaga kadar gula darah," kata dr Wismandari dalam sebuah acara kesehatan yang digelar daring diikuti dari Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Menurut dr Wismandari, ibu hamil meskipun sebelumnya tidak mengidap diabetes akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan peningkatan gula darah. Hal ini, kata dia, disebut sebagai diabetes gestasional.
"Karena memang ada beberapa hormon-hormon yang meningkat pada saat dia sedang mengalami kehamilan, misalnya hormon estrogen, hormon ini yang akan memengaruhi gula darah," jelas dokter dari KSM Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo ini.
Selain itu, hormon kortisol dan growth hormone juga terpengaruh oleh kehamilan. Hormon-hormon tersebut dapat mengakibatkan peningkatan gula darah pada tubuh perempuan yang sedang hamil.
Dr Wismandari mengatakan, kelebihan gula darah pada ibu hamil sangat memungkinkan terjadinya komplikasi baik pada ibu dan bayi, bahkan bisa menyebabkan kematian. Lebih lanjut, bayi yang berada di dalam kandungan akan menjadi terlalu besar sehingga menyulitkan ibu saat melakukan proses persalinan.
"Tentu yang bayinya besar jadinya keluarnya lebih susah. Nanti kalau lahirnya dengan jalan biasa, akan menyebabkan robekan pada ibu, menyebabkan pendarahan, hingga kematian bagi si ibu," ujar dia.
Kasus distosia bahu juga sering terjadi. Ini merupakan kondisi saat bahu bayi tersangkut saat lahir.
"Ini tentu akan menyulitkan dan membuat komplikasi-komplikasi pada si ibu nantinya," tuturnya.
Selain itu, lanjut dr Wismandari, kelebihan gula darah pada ibu hamil juga akan menyebabkan bayi mengalami kelainan kongenital atau bentuk tubuh atau organ yang tidak normal. Kemudian, karena lahir dari ibu yang memiliki gula darah tinggi, maka bayi juga memiliki risiko diabetes dan obesitas yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, dr Wismandari mengatakan ibu perlu melakukan pengecekan gula darah sesegera mungkin setelah mengetahui dirinya positif hamil. Menurutnya, waktu yang paling pas untuk memeriksa kemungkinan peningkatan gula darah ialah di trimester dua.
"Ada yang bilang di minggu 24-28, ada yang bilang 26-28, jjadi kalau mau cek pakai cara khusus, itu di minggu tersebut," ujar dr Wismandari.
Di samping itu, ada cara yang simpel, yakni dengan memakai glukometer. Dr Wismandari mengatakan pemeriksaan kadar gula darah dengan glukometer dapat dilakukan sedini mungkin dari awal kehamilan.
Menurut The American Diabetes Association, gula darah normal ibu hamil sebelum makan tidak lebih dari 95 mg/dL dan satu jam setelah makan tidak lebih dari 140 mg/dL. Sementara itu, gula darah dua jam setelah makan tidak lebih dari 120 mg/dL.