Menimbang Cawapres yang Cocok untuk Anies

Surya Paloh memberikan otoritas kepada Anies untuk memilih cawapresnya.

Republika/Thoudy Badai
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau Rumah Susun Polri saat peresmian Rusun Asrama Polisi, Menteng, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Seusai menjabat gubernur DKI Jakarta, Anies akan berkontestasi di Pilpres 2024 seusai diusung oleh Nasdem sebagai calon presiden. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Mabruroh, Nawir Arsyad Akbar

Baca Juga


 

Seusai Anies Baswedan resmi diusung oleh Partai Nasdem menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2024, muncul pertanyaan siapakah sosok yang cocok mendampingi Anies sebagai calon wakil presiden (cawapres)? Bagi pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, ada tiga sosok bakal cawapres yang layak mendampingi Anies di Pilpres 2024.

Pertama, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinilai sosok yang tepat jadi pendamping Anies.

"Pertama, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat. AHY masih sangat muda namun memiliki elektabilitas moncer," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/10/2022).

Jamiluddin mengatakan, hasil survei Charta Politika menunjukkan, elektabilitas AHY di angka 7,2 persen. Sementara hasil survei Poltracking elektabilitas AHY sebesar 11,7 persen. 

"Ini artinya, AHY bila dipasangkan dengan Anies akan berkontribusi mengerek elektabilitas. AHY akan membantu Anies secara signifikan untuk menambah pundi-pundi suara guna memenangkan Pilpres 2024," ujarnya. 

Apalagi, AHY merupakan mantan tentara dan nasionalis. Hal itu menurutnya akan melengkapi Anies yang sipil dan religius. Selain itu AHY juga kaum muda yang energik dan terdidik. 

"Hal itu sesuai dengan sebagian besar pemilih pada Pilpres 2024. Ini artinya, ada konvergensi antara pemilih dengan yang dipilih," ucapnya. 

Sosok kedua yang juga dinilai tepat mandampingi Anies yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Elektabilitas Khofifah juga dinilai relatif memadai. Dari dua lembaga survei tersebut masing-masing 4,1 persen dan 5,4 persen.

"Jadi, elektabilitas Khofifah masih di bawah AHY. Ini artinya, keterpilihan AHY lebih baik daripada Khofifah," tuturnya.

Namun demikian Khofifah dinilai sosok yang mewakili sipil dan religius, yang cenderung sama dengan Anies. Karena itu, Anies dan Khofifah tidak saling melengkapi.

"Khofifah juga masih relatif mudah dan perempuan. Di sini memang Khofifah dapat mengisi Anies untuk mendapatkan suara perempuan yang jumlahnya juga sangat besar," ungkapnya.

Selanjutnya sosok yang dinilai tepat mendampingi Anies yaitu Panglima TNI, Andika Perkasa. Elektabilitas Andika jika dilihat dari hasil dua lembaga survei di atas masing-masing di angka 3,7 persen.

"Jadi, elektabilitas Andika dibawah Anies dan Khofifah. Karena itu, keterpilihan Andika untuk membantu suara Anies masih jauh dibawah AHY dan relatif tidak jauh dengan Khofifah," ucapnya.

Selain itu, Andika dari tentara dan nasionalis. Dari sisi ini Andika memang dapat saling mengisi dengan Anies. Hal itu juga sama dengan AHY.

Namun demikian, menurutnya Andika sudah relatif berumur. Usia Andika ini tidak konvergen dengan sebagian besar pemilih pada Pilpres 2024. Karena itu, peluang mendulang suara dari kelompok usia kecil relatif kecil.

"Jadi, kalau dilihat dari tiga kandidat tersebut, AHY yang paling berpeluang besar mendampingi Anies dalam Pilpres 2024. AHY yang paling banyak melengkapi Anies daripada Khofifah dan Andika. AHY juga yang elektabilitasnya paling tinggi untuk membantu Anies menambah pundi-pundi suara pada Pilpres 2024," terangnya.

 


 

 

"Soal cawapres, kalau Nasdem ya udah kasih otoritas sama Bung Anies. Bagaimana kita tiba-tiba pilih cawapres yang tidak cocok sama dia, itu namanya cari penyakit."

demikian jawaban Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (3/10/2022), ketika ditanya wartawan soal siapa cawapres Anies.

 

Otoritas Anies untuk memilih cawapres merupakan bentuk kesempatan yang diberikan Nasdem kepada gubernur DKI Jakarta itu. Menurutnya, itu merupakan salah satu bentuk politik yang akan dikerjakan untuk  menghadirkan kabinet pemerintahan yang solid.

"Politik apa yang kita kerjakan? Mau dapat kabinet kuat, soliditas, harmonis, itu tidak bisa ditawar. Ketika yakin pilih capres, kita harus yakin pilih kesempatan ke dia untuk pilih cawapres, jadi sudah terjawab itu," ujar Surya.

Meski sudah diusung oleh Partai Nasdem, Surya menjelaskan bahwa pihaknya juga menyerahkan keputusan untuk menjadi kader partai atau tidak kepada Anies. Ia mengatakan, kepentingan bangsa lebih prioritas ketimbang kepentingan partai.

"Terserah Bung Anies saja, masa kita bilang jangan masuk Nasdem atau kita bilang sebaliknya harus masuk Nasdem. Dua-dua tidak ada, itu yang menentukan Bung Anies  saja," ujar Surya.

 

Ketua DPP Partai Nasdem Teuku Taufiqulhadi meminta Anies untuk tidak buru-buru memilih cawapresnya. Selain itu, ia meminta Anies untuk memilih calon wapresnya hanya dari kalangan anak bangsa yang mementingkan bangsa dan negaranya dibandingkan kelompoknya.

“Soal anak bangsa yang lebih mementingkan kepentingan bangsa ini, Anies telah menyampaikan langsung kepada Pak Surya Paloh, ketum Nasdem. Dan respons ketum Nasdem adalah sangat mengapresiasi sikap Anies ini,” ujarnya dalam siaran pers, Senin.

“Karena itu, soal cawapres ini oleh Pak Surya diserahkan saja sepenuhnya kepada Anies untuk memilih sendiri,” sambungnya.

Dia juga meminta, agar Anies dalam memilih cawapresnya nanti agar benar-benar dipikirkan secara matang. Selain itu, agar juga memilih cawapres yang dapat mendukung keleluasaan Anies untuk bermanuver. 

“Jangan memilih figur yang mempersempit ruang manuver Anies sendiri. Maka cawapres itu haruslah figur yang komplementatif terhadap Anies,” ujar Taufiq.

 

Sementara, Anies Baswedan menghargai Partai Nasdem yang mengusung dirinya sebagai capres pada Pilpres 2024. Namun, ia meminta izin kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta akan habis pada 16 Oktober mendatang. Usai selesai masa tugasnya, barulah dia akan membicarakan ihwal calon wakil presiden (cawapres) bersama koalisinya.

"Nanti itu (pembahasan cawapres) kan sesudah 16 (Oktober) saja, kita bicara koalisi juga dan teman-teman ini berkomunikasi terus," ujar Anies menjawab pertanyaan wartawan di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin.

Semua putra dan putri bangsa, jelas Anies, memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi cawapresnya. Selama sosok tersebut memiliki komitmen dalam memprioritaskan kepentingan bangsa Indonesia.

"Intinya adalah semua putra bangsa. Semua yang siap untuk berjalan bersama meninggikan kepentingan Republik di atas kepentingan yang lain, itu yang akan leluasa untuk kita berjalan bersama," ujar Anies.

 

Anies Siap Menjadi Calon Presiden 2024 - (infografis republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler