Qatar Kutuk Serangan Masjid di Afghanistan, Serukan Lawan Terorisme
Ledakan menghantam masjid di kompleks kementerian Kabul Afghanistan
REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Qatar mengecam keras ledakan yang ditargetkan terhadap sebuah masjid di kementerian pemerintah di ibu kota Afghanistan. Peristiwa tersebut menewaskan empat orang dan melukai 25 orang.
Dilansir dari laman Doha News pada Kamis (6/10/2022), bom bunuh diri pada Rabu (5/10/2022) terjadi ketika anggota staf dan tamu sedang sholat di dalam masjid milik Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan kembali sikap tegas terhadap kekerasan dan terorisme, terlepas dari penyebab dan pembenarannya.
Kemudian lebih lanjut menggemakan penolakan keras negara itu untuk meneror tempat-tempat ibadah, dan orang-orang yang damai.
“Sayangnya sore ini, sekitar pukul 13:30 (09:00 GMT), ada ledakan di sebuah sub-masjid di Kementerian Dalam Negeri. Akibatnya empat jamaah menjadi syahid dan 25 lainnya luka-luka. Insiden ini sedang diselidiki, kami akan membagikan detailnya dengan media ketika sudah selesai,” kata seorang juru bicara kementerian yang ditunjuk Taliban, Abdul Nafi Takor dalam sebuah tweet.
Di samping itu, kelompok bantuan LSM Italia Emergency menyatakan di Twitter bahwa mereka telah menerima 20 pasien dari ledakan, dua di antaranya meninggal ketika mereka tiba. Organisasi tersebut mengelola sebuah rumah sakit di Kabul.
Tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Akan tetapi sejak Taliban merebut kendali pada Agustus 2021, afiliasi kelompok ISIS di Afghanistan, lawan utama Taliban, telah melancarkan kampanye kekerasan terhadap Taliban dan komunitas minoritas Syiah.
Serangkaian ledakan telah melanda negara Asia selatan itu dalam beberapa bulan terakhir, dengan fokus yang ditargetkan pada sekolah dan masjid.
Sebuah ledakan menghantam masjid di ibu kota Afghanistan dekat kompleks kementerian dalam negeri yang dijaga ketat pada Rabu (5/10/2022). Ledakan tersebut menewaskan empat orang dan melukai 25 orang lainnya.
Pemerintah Taliban tidak segera menanggapi penyebab ledakan tersebut. Di mana gerilyawan Islam telah melakukan sejumlah serangan dalam beberapa bulan terakhir.
"Masjid itu digunakan oleh pengunjung dan terkadang oleh pegawai kementerian dalam negeri," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Abdul Nafi Takor, dilansir dari Alaraby pada Kamis (6/10/2022).
Kelompok bantuan LSM Italia Darurat, yang menjalankan sebuah rumah sakit di Kabul, mengatakan di Twitter bahwa mereka telah menerima 20 pasien dari ledakan itu, dua di antaranya meninggal pada saat kedatangan.
Kompleks Kementerian Dalam Negeri berada di area aman di sebelah Bandara Internasional Kabul.
Taliban yang berkuasa mengatakan mereka telah mengamankan negara itu sejak mengambil alih pada 2021 setelah pemberontakan dua dekade.
Tetapi meskipun pertempuran yang meluas telah berakhir, serangkaian ledakan telah menghantam pusat-pusat kota dalam beberapa bulan terakhir.
Sebuah ledakan di sebuah pusat pendidikan di Kabul Barat pada hari Jumat menewaskan 53 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita muda, menurut Misi PBB untuk Afghanistan.