China Harap Ketegangan Rusia-Ukraina Mereda
Rusia mengempur Ukraina usai pengeboman jembatan Krimea.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- China menyerukan agar ketegangan di Ukraina mereda, Seruan ini disampaikan saat rudal Rusia menghantam Kiev sebagai serangan balasan atas ledakan di jembatan yang menghubungkan Rusia dan Krimea.
"China berharap situasinya akan mereda sesegera mungkin," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Senin.
China selalu menyatakan bahwa kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati. "Dan bahwa masalah keamanan yang sah harus ditanggapi dengan serius," ujar Mao, seperti dilaporkan harian China Global Times.
Pernyataan Beijing itu muncul setelah sedikitnya delapan orang tewas di Ibu Kota Kiev pada Senin pagi dalam serangan yang dilancarkan Rusia ke beberapa kota Ukraina.
"Sedikitnya 24 orang terluka dalam penembakan di Shevchenkivskyi, sebuah distrik perkotaan di Kiev," kata Kementerian Dalam Negeri Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan ada yang tewas dan luka-luka di antara para korban serangan rudal. Dia pun mendesak warganya untuk tetap berada di tempat penampungan.
Beberapa ledakan dilaporkan di kota-kota Ukraina di antaranya Zhytomyr, Khmelnytsky, Dnipro, Lviv, Ternopil, dan Kiev, sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh intelijen Ukraina melakukan aksi yang dia sebut sebagai "serangan teroris" di Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia ke Krimea.