Gaya Hidup Sehat, Upaya Meningkatkan Konsumsi Sayuran di Tanah Air
Sayur dan buah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Permasalahan ketidakseimbangan gizi atau dikenal dengan triple burden disease yaitu stunting, wasting dan obesities perlu diselesaikan secara bersama-sama. Tak hanya pemerintah, kalangan swasta dan pendidikan pun bisa ikut serta mengatasinya.
Seperti yang dilakukan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad) bersama perusahaan benih sayuran PT East West Seed Indonesia (Ewindo). Kedua belah pihak berkolaborasi menggelar seminar nasional bertemakan 'Healthy Lifestyle: My Food My Health through Fruit and Vegetables'.
Seminar yang dihelat secara offline dan online ini diikuti akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas, mahasiswa, serta praktisi nutrisi dan kesehatan. Managing Director Ewindo, Glenn Pardede, mengatakan sebagai salah satu industri yang bergerak dalam produksi benih sayuran, perusahaan memiliki misi meningkatkan konsumsi sayuran di Indonesia.
Bersama pemangku kepentingan lainnya, produsen benih sayuran ini kerap menjalin kerja sama dalam mencapai tujuan tersebut termasuk seminar nasional ini. “Ewindo memiliki perhatian besar untuk mendorong pemenuhan asupan gizi seimbang dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan konsumsi sayuran di Indonesia," ujar Glenn.
Seminar ini, Glenn berharap, ikut mendorong tercapainya program pemerintah dalam mengatasi permasalahan ketidakseimbangan gizi atau triple burden disease. Pemenuhan kebutuhan gizi juga merupakan target penting dari agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang merupakan kesepakatan pembangunan global.
Selain seminar, perusahaan juga menggelar Panah Merah Innovation Award (PMIA) yang akan dihelat 10 November 2022 di Purwakarta. Ewindo mengundang perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk mengirimkan tulisan inovatif bertema healthy lifestyle di ajang tahunan yang telah digelar sejak 2015 ini.
Hingga saat ini jumlah tulisan yang masuk mencapai lebih dari 140 naskah yang berasal dari 60 perguruan tinggi serta politeknik dan vokasi dari seluruh Indonesia. Dari keseluruhan peserta itu akan dipilih 10 peserta terbaik yang kemudian lima besar terbaik akan diundang ke kantor perusahaan untuk mengikuti babak final dan mempresentasikan hasil karyanya.
Wakil Rektor Unpad Prof Hendarmawan menyambut positif kerja sama mendorong inovasi di sektor pertanian ini. Menurutnya pertanian adalah sektor yang sangat penting. Unpad telah menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengembangkan sektor yang terbukti memiliki daya tahan tinggi terhadap guncangan ekonomi global.
"Unpad juga telah menghasilkan banyak inovasi, salah satunya adalah buah tomat yang memiliki daya simpan yang panjang yang menjadi solusi bagi petani,” ujar Hendarmawan.
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (Pusdatin 2018) konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan pangan dan gizi/nutrisi seimbang. Sayur dan buah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan.
Keduanya mengandung vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari. Pemenuhan kedua bahan tersebut turut berperan dalam pencegahan penyakit kronis tidak menular.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat konsumsi sayuran di Indonesia selama kurun waktu 2014-2019 hanya sebesar 51,9-60,7 kg/kapita/tahun dan meningkat menjadi 76,2 kg/kapita/tahun pada 2020. Namun, angka tersebut masih jauh dari ambang yang ditetapkan oleh WHO yaitu 146 kg/kapita/tahun.