Berhenti Merokok Sebaiknya Sebelum Umur 35, Ini Alasannya

Tentunya, yang terbaik tetap berhenti merokok sedini mungkin.

Prayogi/Republika.
Warga melintas didekat mural bertema kawasan bebas asap rokok di lingkungan RW 06 Kelurahan Kayu Manis, Matraman, Jakarta, Kamis (8/10). Warga disejumlah RT di wilayah RW 06 tersebut berkomitmen menjaga lingkungannya tersebut untuk bebas asap rokok dengan memberikan teguran dan sanksi bagi warga yang melanggar. Beberapa titik pada kawasan tesebut juga terdapat mural-mural tentang pemberitahuan serta peringatan untuk tidak dan berhenti merokok.Prayogi/Republika
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berhenti merokok bisa memperbaiki status kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Manfaat kesehatan yang paling optimal bisa didapatkan bila seseorang berhenti merokok sebelum berumur 35 tahun.

Baca Juga


Manfaat berhenti merokok sebelum usia 35 tahun ini disoroti dalam sebuah studi pada JAMA Network Open. Studi ini melibatkan data dari 551.388 partisipan yang dihimpun oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada periode 1997-2018.

Tim peneliti juga mengumpulkan data mengenai penyebab kematian spesifik para partisipan pada pengujung 2019. Dari studi ini, tim peneliti menemukan bahwa usia yang paling ideal untuk berhenti merokok adalah sebelum 35 tahun.

Berhenti merokok di rentang usia tersebut bisa membuat risiko kematian mantan perokok menjadi sama seperti orang yang tak pernah merokok. Tim peneliti juga menemukan bahwa berhenti merokok di atas usia 35 tahun tetap dapat memperbaiki risiko kematian mantan perokok.

Bila kebiasaan merokok dihentikan sebelum usia 45 tahun, risiko kematian bisa menurun sebesar 90 persen. Bila kebiasaan merokok disetop pada rentang umur 45-64 tahun, penurunan risiko kematiannya adalah 66 persen.

Secara umum, tim peneliti mengatakan upaya berhenti merokok bisa menurunkan risiko kematian terkait rokok sebesar 80 persen. Beberapa contoh penyebab kematian terkait rokok adalah kanker, penyakit kardiovaskular, dan penyakit pernapasan bawah. Penurunan risiko ini berlaku untuk semua ras, etnis, dan jenis kelamin perokok.

Dari temuan terbaru ini diketahui bahwa berhenti merokok sedini mungkin merupakan opsi yang paling baik. Hanya saja, bukan hal yang mudah bagi tenaga kesehatan profesional untuk bisa membujuk generasi muda berhenti merokok.

Tak sedikit perokok berusia muda yang menganggap bahwa mereka masih memiliki waktu yang panjang untuk berhenti merokok. Dengan pemikiran seperti ini, akan sangat mudah bagi perokok muda untuk mengabaikan niat dan upaya mereka dalam berhenti merokok.

"Sangat menggoda bagi perokok untuk mengabaikan usaha berhenti merokok bila memiliki pemikiran seperti 'saya tak benar-benar perlu melakukannya sekarang'," ujar Direktur Population Sciences di UC-San Diego's Moores Cancer Center, John P Pierce PhD, seperti dilansir WebMD, Kamis (27/10/2022). 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler