Turki akan Berusaha Pulihkan Kesepakatan Koridor Gandum

Erdogan upayakan kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam dapat dip

Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool P
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hendak mengupayakan agar kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam yang melibatkan Moskow dan Kiev dapat dipulihkan.
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Erdogan hendak mengupayakan agar kesepakatan koridor gandum di Laut Hitam yang melibatkan Moskow dan Kiev dapat dipulihkan.

“Presiden kami akan berbicara dengan Putin dan Zelensky dalam beberapa hari mendatang. Kami yakin kami akan mengatasi ini. (Kesepakatan koridor gandum) menguntungkan semua orang,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada awak media, Selasa (1/11/202).

Pada Senin (31/10/2022), Erdogan sudah sempat menyampaikan bahwa dia akan berusaha mempertahankan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam. Hal itu bakal tetap dilakukan Erdogan meski ada keraguan dari Rusia.

Rusia telah memperingatkan tentang bahaya penerapan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI) tanpa partisipasinya. Moskow diketahui telah menangguhkan implementasi kesepakatan tersebut setelah armada angkatan laut dan infrastruktur militernya di Sevastopol menjadi sasaran serangan pesawat nirawak (drone) Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, melanjutkan penerapan BSGI tanpa keterlibatan Rusia akan menimbulkan risiko.  “Dalam kondisi di mana Rusia berbicara tentang ketidakmungkinan menjamin keselamatan navigasi di wilayah ini, kesepakatan seperti itu hampir tidak mungkin. Itu mengambil karakter yang berbeda, jauh lebih berisiko, berbahaya,” ucap Peskov, Senin lalu.

Pada Sabtu (29/10/2022) pekan lalu, Rusia mengumumkan bahwa mereka menangguhkan penerapan BSGI. Penangguhan dilakukan setelah sejumlah kapal dan infrastruktur militer mereka di Sevastopol diserang pesawat nirawak (drone) Ukraina. Moskow pun menuding para spesialis atau ahli dari Inggris terlibat dalam proses penyerangan tersebut.

“Sehubungan dengan tindakan angkatan bersenjata Ukraina, yang dipimpin ahli-ahli Inggris, yang menargetkan, antara lain, kapal-kapal Rusia yang memastikan berfungsinya koridor kemanusiaan tersebut (yang tidak dapat didefinisikan selain sebagai tindakan terorisme), Rusia tidak dapat memberikan jaminan keamanan untuk kapal kargo kering sipil yang berpartisipasi dalam BSGI dan menangguhkan pelaksanaannya mulai hari ini dan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.


Baca Juga


Kemenlu Rusia menambahkan, instruksi terkait telah diberikan kepada perwakilan negara mereka di Joint Coordination Center di Istanbul, Turki. Pusat tersebut bertugas mengawasi lalu lintas pengiriman bahan pangan dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

Pada 22 Juli lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan koridor gandum di Istanbul. Perjanjian itu ditekan di bawah pengawasan PBB dan Turki. Dengan perjanjian tersebut, Moskow memberi akses kepada Ukraina untuk mengekspor komoditas biji-bijiannya, termasuk gandum, dari pelabuhan-pelabuhan mereka di Laut Hitam yang kini berada di bawah kontrol pasukan Rusia. Itu menjadi kesepakatan paling signifikan yang dicapai sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari lalu.

Rusia dan Ukraina merupakan penghasil 25 persen produksi gandum dan biji-bijian dunia. Sejak konflik pecah Februari lalu, rantai pasokan gandum dari kedua negara itu terputus. Ukraina tak dapat melakukan pengiriman karena jalur pengiriman dan pelabuhan-pelabuhan mereka berada di bawah kontrol Rusia. Sementara Moskow tak bisa mengekspor karena adanya sanksi Barat. Hal itu sempat memicu kekhawatiran bahwa dunia bakal menghadapi krisis pangan.
 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler