Sejumlah Klub Sayangkan Rekomendasi Komnas HAM Soal Pembekuan Sepak Bola

Komnas HAM dinilai kurang merangkul aspek-aspek dalam sepak bola.

Antara
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Umuh Muchtar.
Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah klub menyayangkan rekomendasi Komnas HAM mengenai pembekuan sementara seluruh pertandingan sepak bola. Ini sebagai hasil investigasi atas Tragedi Kanjuruhan.

Klub-klub tersebut di antaranya, Madura United dan Persib Bandung. Kedua klub menilai Komnas HAM kurang merangkul aspek-aspek sepak bola dalam merekomendasikan pembekuan sepak bola itu dari hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari seratus orang pada 1 Oktober 2022 lalu.

"Dia tidak melihat dari perspektif bagaimana sepak bola ini bisa segera bergulir kembali. Dia tidak punya pertimbangan itu sama sekali," kata Presiden Madura United Achsanul Qosasi, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Menurut Achsanul, perspektif Komnas HAM dalam hasil investigasinya lebih menekankan pada persoalan HAM-nya, tetapi tidak melihat dari unsur sepak bolanya sama sekali. Padahal, kata dia, Komnas HAM seharusnya lebih merekomendasikan tentang jaminan agar hak-hak asasi manusia dapat terakomodasi dalam sepak bola, bukan malah merekomendasikan terkait kompetisi atau sepak bolanya.

Jadi, Achsanul melanjutkan, jika Komnas HAM masuk dalam ranah sepak bolanya malah menjadi langkah yang terlalu jauh.

"Komnas HAM mestinya merekomendasikan, misalnya, demi keamanan penonton maka dalam menggelar kompetisi sepak bola harus memperhatikan apakah itu jam tayangnya atau instrumen-instrumen lain. Bukan sepak bolanya," kata Achsanul. "Kalau begini bisa dibilang Komnas HAM agak offsidelah."

Senada dengan itu, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Umuh Muchtar, juga telah meminta Komnas HAM tidak gegabah dalam mengeluarkan rekomendasi terkait pembekuan seluruh aktivitas sepak bola Tanah Air.

Umuh mengatakan, selama ini sepak bola bukanlah sekadar olahraga semata bagi bangsa Indonesia, namun sepak bola telah mempersatukan bangsa dan kesatuan. Bahkan, tempat silahturahmi.

"Banyak yang menggantungkan hidup juga ke sepak bola. Kalau sampai dihentikan, bagaimana?" kata Umuh. "Kalau sampai FIFA turun (tangan), kita dibekukan (karena melihat ada intervensi dari rekomendasi ini), di-banned delapan tahun, nangis semua. Nangis semua. Mau jadi apa?"

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler