Pemkot Malang Upayakan Tekan Dampak Inflasi dengan Operasi Pasar

Setiap operasi pasar akan didistribusikan paket sembako sebanyak 1.143 paket.

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Pemkot Malang Upayakan Tekan Dampak Inflasi dengan Operasi Pasar (ilustrasi).
Rep: Wilda Fizriyani Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tengah terus berupaya untuk menekan dampak inflasi. Salah satu caranya dengan menggelar operasi pasar di seluruh wilayah Kota Malang.

Baca Juga


Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengatakan, pihaknya mengadakan operasi pasar mulai 15 November sampai 1 Desember 2022. Kegiatan ini akan dilaksanakan di 10 titik di mana masing-masing kecamatan akan ada dua titik yang mengadakan acara tersebut. "Untuk kali pertama, operasi pasar diselenggarakan di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru pada hari ini," katanya di Kota Malang, Selasa (15/11/2022).

Eko mengungkapkan, pada setiap operasi pasar akan didistribusikan paket sembako sebanyak 1.143 paket. Harga asli paket sembako ini sebesar Rp 200 ribu tetapi Pemkot Malang memberikan subsidi senilai Rp 75 ribu. Dengan demikian, masyarakat dapat memeroleh paket-paket ini  dengan uang senilai Rp 125 ribu.

Berdasarkan data BPS per Oktober 2022, minyak dan beras termasuk komoditi penyumbang inflasi di Kota Malang. Maka selain gula pasar, kedua komoditi ini menjadi kebutuhan pokok yang didistribusikan dengan harga subsidi pada kegiatan operasi pasar.

Edi berharap operasi pasar ini dapat memberikan layanan kepada masyarakat akibat inflasi. Dengan operasi pasar ini nantinya bisa dijangkau oleh masyarakat. "Ini adalah subsidi dari Pemkot Malang yang anggarannya dibebankan pada APBD Kota Malang," kata dia menambahkan.

Di samping itu, sasaran operasi pasar ini adalah masyarakat kurang mampu. Penerimanya akan ditentukan dan disebarkan kupon di setiap titik oleh RW, lurah dan camat yang lebih tahu kondisi masyarakatnya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi mengatakan, Wali Kota Malang  sangat mengapresiasi kegiatan operasi pasar yang dilakukan Diskopindag. Hal ini menunjukkan Pemkot Malang hadir dalam seluruh lapisan masyarakat. Lebih utamanya hadir di masa inflasi seperti saat ini.

Menurut dia, Pemkot Malang harus memberi intervensi akan adanya inflasi. Dia berharap subsidi yang bersumber dari APBD ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. 

Salah satu warga Sumbersari, Yanti menyampaikan terima kasih atas program operasi pasar yang diselenggarakan. "Semoga ada lagi, karena kami merasa sangat terbantu," ucap Yanti.

Sebagai informasi, Kota Malang mengalami deflasi dengan angka cukup tinggi pada Oktober 2022, yakni 0,11 persen. Informasi ini diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini dalam konferensi pers (konpers) yang diadakan secara daring, Selasa (1/11/2022).

Erny mengungkapkan ada sejumlah komoditas yang menyebabkan deflasi di Kota Malang. Penyebab deflasi terbesar adalah menurunkannya harga komoditas-komoditas cabai rawit. Komoditas ini mengalami penurunan harga sebesar 25,83 persen dengan andil deflasi 0,07 persen.

Penyumbang deflasi terbesar kedua berasal dari komoditas daging ayam ras. Menurut Erny, komoditas ini telah mengalami penurunan harga hingga 4,89 persen. Oleh karena itu, pangan ini memberikan andil deflasi sekitar 0,06 persen.

Selanjutnya, terdapat telur ayam ras yang juga ikut menyumbang deflasi di Kota Malang. Komoditas ini tercatat mengalami penurunan harga sekitar 8,86 persen. "Dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen," ucap perempuan berhijab ini.

Selain itu, terdapat komoditas angkatan udara, cabai merah dan mangga. Kemudian ada pula komoditas tarif kendaraan roda empat daring, emas dan perhiasan, bawang merah dan tomat. Komoditas-komoditas ini telah menyumbangkan deflasi di Kota Malang pada bulan lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler