Bukan Cuma untuk Lansia, IDI Dorong Dosis Keempat untuk Umum
IDI menerangkan, vaksinasi masih diperlukan hingga saat ini.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Antara
JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendorong agar masyarakat umum segera mendapatkan suntikan vaksin virus corona (Covid-19) dosis keempat. Ketua Umum Pengurus Besar IDI M Adib Khumaidi mengatakan pemberian booster kedua sebagai bentuk preventif menekan keparahan penyakit serta kematian pasien Covid-19 di Indonesia.
Ia menyampaikan, IDI mendukung pemerintah terkait program vaksinasi Covid-19 saat ini. Namun, ia juga meminta pemerintah dapat menjamin akses ketersediaan dan kemudahan vaksin
“Jadi kalau kami tentunya mendorong supaya booster (untuk masyarakat umum) segera dilakukan dan ini tentunya sangat tergantung dengan ketersediaan vaksin itu sendiri,” kata Adib saat ditemui di kompleks DPR, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2022) kemarin sore.
Pemberian vaksin dosis lanjutan tersebut, menurut Adib tak masalah bila diberikan dengan skema berbayar. Namun, alangkah baiknya bila dapat diberikan secara gratis melalui program pemerintah.
“Saya kira ini upaya agar kita sama-sama edukasi bahwa vaksinasi masih perlu hingga saat ini,” jelas Adib.
Hal senada disampaikan Peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan global Griffith University Australia, Dicky Budiman. Ia juga mendorong pemerintah mempertimbangkan vaksin booster dosis kedua atau vaksinasi dosis keempat untuk masyarakat umum.
Terutama, masyarakat dengan penyakit bawaan atau komorbid, serta individu yang pernah terinfeksi virus corona lebih dari satu kali. Diketahui saat ini kelompok lanjut usia atau lansia sudah masuk dalam prioritas pemberian vaksin booster kedua.
"Pemberian booster, baik itu booster pertama atau booster kedua ketika memang sudah eligible (memenuhi syarat), artinya sudah lebih dari lima bulan atau lebih sejak dosis sebelumnya, itu tetap penting diberikan," ujarnya.
Menurut Dicky, kenaikan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir tidak hanya disebabkan oleh subvarian baru Omicron, tetapi juga mobilitas masyarakat yang tinggi, lemahnya deteksi kasus, penurunan protokol kesehatan, dan buruknya cakupan vaksinasi booster. Melihat situasi ini, pemerintah pun diminta lebih tegas menerapkan protokol kesehatan di masyarakat, termasuk mempercepat laju vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster.
"Strategi WFH (work from home) tetap diperlukan terutama untuk jenis pekerjaan yang bisa remote," kata peneliti keamanan dan kesehatan global itu.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai belum ada urgensi terhadap pemberian vaksin virus corona program dosis keempat bagi masyarakat umum di Indonesia. Juru Bicara Kemenkes Moh Syahril mengatakan pemberian vaksin booster kedua diberikan kepada kelompok rentan pandemi Covid-19, yakni tenaga kesehatan dan terbaru warga lanjut usia (lansia) berusia di atas 60 tahun.
"Belum ya untuk masyarakat luas. Masih fokus pemberian booster pertama yang harus dipercepat, karena cakupannya saat ini masih di bawah 50 persen," kata Syahril.
Syahril pun mendorong masyarakat yang belum vaksinasi maupun yang belum melengkapi dosis primer juga booster terutama pada lansia agar segera melakukan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan atau di pos pelayanan vaksinasi terdekat. “Mengingat faktor risikonya yang tinggi, kami mengimbau kepada masyarakat yang memang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi. Jangan menunda dan jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan sekarang juga,” ujar Syahril.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat warga Indonesia yang sudah mendapat vaksinasi dosis ketiga atau dosis penguat hingga Senin mencapai 66,62 juta orang. Menurut data Satgas Penanganan Covid-19 per kemarin diketahui bahwa jumlah warga yang divaksinasi dosis penguat bertambah 150.432 orang dari hari sebelumnya menjadi 66.624.569 orang atau 28,39 persen. Target vaksinasi Covid-19 seluruhnya 234.666.020 orang.
Sedangkan warga yang sudah mendapat suntikan dua dosis vaksin Covid-19 tercatat 174.119.714 orang atau 74,19 persen dari target. Vaksinasi dosis pertama tercatat sudah dilakukan pada 205.409.201 orang.
Pemerintah juga sudah melaksanakan vaksinasi Covid-19 dosis keempat atau dosis penguat kedua pada tenaga kesehatan dan lansia. Jumlah yang sudah mendapat vaksinasi dosis penguat kedua tercatat 795.294 orang.
Menurut data Satuan Tugas, angka kasus Covid-19 di Indonesia pada Senin bertambah 3.225 orang pada Senin sehingga total pada saat ini mencapai 6.653.469 orang. Menurut data Satgas juga diketahui bahwa kasus sembuh Covid-19 di Tanah Air bertambah 5.864 orang sehingga jumlah total keseluruhan yang telah sembuh hingga saat ini menjadi 6.435.851 orang.
Satuan Tugas menekankan pentingnya vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan untuk menekan penularan virus corona penyebab Covid-19 beserta varian-variannya. Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakanpemerintah daerah perlu terus menggiatkan penyuluhan mengenai pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi untuk mencegah penularan Covid-19.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengingatkan bahwa pandemi belum selesai, sehingga masyarakat perlu tetap memperkuat protokol kesehatan sebagai bagian dari tanggung jawab pribadi serta kolektif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Dia menjelaskan bahwa tanggung jawab pribadi yaitu contohnya taat pada protokol kesehatan sementara tanggung jawab kolektif yaitu dengan cara melengkapi diri dengan vaksinasi mulai dari dosis pertama hingga dosis penguat guna menciptakan kekebalan kelompok.