Israel Sensor Kurikulum Pendidikan Siswa Palestina, Ini Seruan Liga Arab

Israel menyensor kurikulum yang diajarkan di sekolah di Yerusalem bagian timur.

AP/Oded Balilty
Seorang tentara Israel membaca dari sebuah buku di sebelah grafiti yang menampilkan bendera Palestina, selama latihan perang kota di fasilitas pelatihan tentara di pangkalan militer Zeelim, Israel selatan, 9 November 2021. Sejak awal tahun, Israel dilaporkan mulai melakukan langkah untuk menyensor kurikulum sekolah-sekolah yang ada di Yerusalem bagian timur, salah satunya dengan menghapus foto-foto masjid Al Aqsa.
Rep: Wahyu Suryana Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sistem pendidikan untuk warga Palestina dinilai perlu dilindungi dari upaya-upaya menyensor kurikulum yang diajarkan di sekolah. Hal ini jadi keprihatinan yang mengemuka dalam pertemuan bersama ke-32 yang dilaksanakan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan Liga Arab.

Pertemuan berlangsung di markas Liga Arab di Mesir pada Ahad (4/12/2022). Perwakilan dari Organisasi dan Kebudayaan Liga Arab, Tamer Anis, menyoroti upaya-upaya Israel menyensor kurikulum Palestina.

"Kami mendesak dukungan untuk Kementerian Pendidikan Palestina," kata Tamer, seperti dilansir Arab News, Senin (5/12/2022).

Sejak awal tahun, Israel dilaporkan mulai melakukan langkah untuk menyensor kurikulum sekolah-sekolah yang ada di Yerusalem timur. Contohnya ialah penghapusan foto-foto masjid Al Aqsa, kata "Palestina", dan bendera Palestina.

Asisten Sekjen Liga Arab untuk Palestina dan wilayah Arab yang diduduki, Saeed Abu Ali, menuturkan, pertemuan ini dilakukan juga untuk menyadarkan UNRWA tentang krisis finansial yang berlangsung. Kondisi ini berdampak langsung ke Palestina.

Baca Juga


Utamanya terkait layanan-layanan yang disediakan untuk pengungsi Palestina. Ali mengatakan, perlu anggaran lanjutan dari UNRWA untuk menunjukkan betapa mendesaknya sistem pendidikan di Palestina.

"Liga Arab akan terus membuka saluran komunikasi antara kedua organisasi," ujar Ali.

Pada kesempatan itu, dukungan turut datang dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Islam, Isesco. Perwakilan Isesco, Rawda Al Hajj, memastikan, pihaknya akan terus mendukung beberapa proyek pendidikan yang ada di Palestina.

Selain itu, Wakil Direktur Pendidikan UNRWA, Moritz Bilagher, menyatakan, krisis pengungsi Palestina bukan semata tanggung jawab negara-negara Arab. Ia menyebut itu masalah global yang memang harus menjadi tanggung jawab komunitas internasional.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler