Israel Protes Stasiun TV Swedia karena Tampilkan Peta Palestina
Peta Palestina muncul dalam acara permainan teka-teki di Channel 5 TV.
REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Kedutaan Besar (Kedubes) Israel untuk Swedia telah melayangkan protes ke stasiun televisi lokal di negara tersebut, yakni Channel 5 TV. Hal itu karena dalam sebuah acara permainan di saluran televisi itu, mereka menampilkan peta berlabel Palestina bersama dengan bendera Palestina yang di bagian tengahnya terdapat gambar Masjid Kubah Batu.
Dalam acara permainan berkonsep teka-teki tersebut, terdapat pertanyaan yang merujuk pada Laila Bagge Wahlgren, yakni penyanyi berkebangsaan Palestina-Swedia. Peta Palestina ditampilkan sebagai petunjuk. Di peta itu, nama kota-kota Palestina diidentifikasi dengan nama aslinya.
Namun di peta yang sama, nama kota-kota Israel tidak dicantumkan sama sekali. Hal itu seketika memicu protes dan kemarahan dari komunitas Yahudi, termasuk Kedubes Israel, di Swedia. "Apa yang harus dilakukan Channel 5 dan produser acara ketika mereka menyajikan peta tanpa menyebutkan Israel? 1. Periksa grafiknya, 2. Lakukan penelitian lebih lanjut, 3. Minta maaf, 4. Semua hal di atas," tulis Kedubes Israel untuk Swedia lewat akun resminya, dikutip laman Middle East Monitor, Rabu (14/12/2022).
Produser acara terkait di Channel 5 TV dilaporkan telah meminta maaf. Dia pun mengonfirmasi bahwa “masalah” yang diprotes Kedubes Israel akan diperbaiki. Tak diterangkan secara lebih detail mengenai langkah atau tindakan apa yang bakal diambil sebagai bentuk perbaikan atas protes dari Kedubes Israel.
Hubungan Swedia dan Israel pernah menghadapi momen pasang surut. Pada 2014, pemerintahan Swedia yang dipimpin kalangan Sosial-Demokrat mengakui kenegaraan Palestina. Hal itu menjadikan Swedia sebagai negara besar Eropa pertama yang melakukannya sejak akhir Perang Dingin.
Mantan menteri luar negeri Swedia yang mengundurkan diri pada 2019, Margot Wallstrom, berulang kali membuat marah Israel. Sejak 2016, Wallstrom telah dilarang memasuki wilayah Israel. Larangan itu muncul setelah dia menyerukan penyelidikan atas dugaan “pembunuhan di luar hukum” yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Palestina.
Setahun sebelumnya, Israel mengkritik komentar yang dibuat Wallstrom setelah serangan teror ISIS di Paris, Prancis. Kala itu Wallstrom mengaitkan radikalisme di kalangan Muslim di seluruh dunia dengan keputusasaan Palestina.